[FF/SEOKYU] I’M NOT INTERESTED ABOUT LOVE CHAPTER – 15

I’m Not Interested About Love
Main Cast: Seo Joohyun, Cho Kyuhyun,
Other Cast : Choi Minho, Im Yoona, Jung Yonghwa
Title : Goodbye to My Best Friend..
Author : tynamusshee

…-Happy Reading-…

Duduk santai dengan Laptop berwarna biru safir dihadapannya, mengetikan beberapa kata untuk membuat sebuah pernyataan. Pernyataan yang ia siapkan sebelum semuanya terbongkar, mengingat kemarin hubungannya dengan sang idol sudah diketahui beberapa pemain drama musikal bahkan diketahui noona tersayang dari kekasihnya. Ia hanya takut menyakiti perasaan teman sesamanya ELF kalau sampai mereka tahu dan ia takut dianggap munafik karena tidak pernah membela Kyuhyun selama ia menjadi ELF bahkan selalu mengatakan kalau Kyuhyun member paling buruk diantara member yang lain. Takut dampaknya lebih buruk dibanding saat ia ketahuan kalau ia dan Kyuhyun bersaudara, meskipun itu sebuah kebohongan agar tidak ada ELF yang curiga tapi ternyata cukup dengan itu saja bisa membuatnya menjadi bahan pergunjingan bahkan karena masalah itu pula ia bisa berhubungan dekat dengan Yonghwa. Ya ia harus berterima kasih karena itu.
Seseorang mengetuk kamarnya tanpa mengucapkan sepatah katapun, membuatnya kesulitan menebak siapa orang jahil didepan kamarnya. Tidak mungkin sang eomma, karena kedua orang tuanya sedang pergi liburan dengan orang tua Kyuhyun. Tidak ada satupun yang tahu tentang hubungan mereka diantara keluarga masing-masing, sengaja mereka hindari agar tidak terjadi pernikahan di usia muda bagi Seohyun. Kedua orang tua Seohyun juga Kyuhyun sangat ingin membuat keduanya bersatu dalam satu ikatan karena sejak Seohyun kecil mereka selalu berkelahi itu membuat kedua orang tuanya khawatir akan hubungan keduanya yang akan memburuk nanti. Tapi kenyataannya adalah perkelahian mereka justru mengikat mereka saat ini. Seseorang masih mengetuk pintu kamar Seohyun dan masih tak bersuara.

“NUGUYA?!!” kesal Seohyun, ia langsung melesat kearah pintu kamarnya dan berjanji akan memukul siapapun yang terus mengetuk pintu kamarnya hingga otaknya susah berkonsentrasi.
“Annyeong.” Sapa tamu tak diundang dengan ramahnya. Senyuman yang mengembang terlihat sangat menggoda dan berusaha ingin menggoda tapi sayang gadis yang ingin digodanya tidak tertarik sama sekali.
“Kenapa bisa masuk kerumahku?” Tanya Seohyun agak bingung. Seingatnya pria ini hanya sekali datang kerumahnya.
“Eum.. menurutmu?” menjeda perkataannya agar Seohyun penasaran. “Ah aku pernah datang kerumahmu sendiri dan bertemu kedua orang tuamu. Aku disuruh eomma mu membukakan pintu untuk temannya saat itu.” Jelas Yonghwa panjang lebar dan hanya diberi anggukan tanda mengerti.
“Diruang tamu saja, disini ruang pribadiku dengan Heechul Oppa.” Seohyun mendorong tubuh Yonghwa untuk menjauhi kamarnya yang terdapat bingkai foto ia dengan Kyuhyun saat di Jeju. Ya foto yang diambil Minho saat itu, diminta Kyuhyun untuk mereka pegang masing-masing. Di kamar dorm Kyuhyun bingkai berukuran 12R terpampang jelas dan Seohyun hanya berukuran 4R. Kyuhyun sempat protes karena ukuran foto yang dicetaknya terlalu kecil, mau bagaimana lagi hubungan mereka masih menjadi rahasia diantara keluarga kalau sampai foto mereka terpampang besar seperti foto prewedding, cita-cita Seohyun melanjutkan pendidikannya di Inha University akan berakhir karena harus menjadi Nyonya Cho yang mengurus rumah.
“Kau apa kabar?” Tanya Yonghwa memecah keheningan sejak mereka meletakan bokong mereka di sofa ruang tamu.
“Baik.”
“Kau masih suka menghadiri fanmeeting?”
“Eum. Bagaimana kabarmu? Aku tidak pernah melihatmu setiap ada fanmeeting resmi.” Yonghwa hanya terkekeh kecil menanggapi perkataan Seohyun. “Apa yang lucu?”
“Aku baik. Eum.. Seohyun-ah.” Seohyun hanya menoleh sebentar, sedikit kesal karena pria itu tidak menjawab pertanyaannya. “Kekasihmu tidak marah aku bertemu denganmu?”
“Tsk. Kau berubah sekali eoh, kenapa begitu canggung berbicara denganku? Ah tenang saja, dia tidak akan marah.” Yonghwa menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia sangat canggung setelah lama tak bertemu Seohyun terutama saat kejadian ia membentak Seohyun ditempat umum dan saat ia menyatakan perasaannya pada Seohyun.
“Wae? Apa dia tidak mengenalku? Atau dia tidak menyukaimu?” ingin rasanya gelas panjang berisi minuman dingin ia tuang keatas kepala Yonghwa yang berkata seenaknya saja.
“Dia sangat menyukaiku!! Anni dia sangat mencintaiku, lebih dari ia mencintai dirinya sendiri.” Protes Seohyun yang terlihat imut dimata Yonghwa. Gadis ini begitu percaya diri tentang perasaan kekasihnya padanya.
“Apa sama seperti aku menyukaimu? Ah.. anu.. maksudku dulu.”
“YA~ sadarlah, kau sudah kembali dengan Shinhye tengik itu.”
“Panggil dia eonni! Dia lebih tua darimu babo!” Ucap Yonghwa agak berteriak. Ya sifat gila hormat Yonghwa muncul kembali. Seohyun lebih menyukai sifat Yonghwa yang seperti ini dibanding sifatnya yang berubah kaku dan canggung padanya, ia lebih suka Yonghwa membentaknya daripada harus bersikap diam. Karena alasan ia menyukai Yonghwa dulu adalah karena melihat kepribadian pria itu sedikit mirip idolanya, Heechul.
“Arraseoyo~ Meotjin Oppa.”
“Kau masih mengingatnya? Wah kau masih menyukaiku rupanya.”
“Bocah gila.” umpat Seohyun sepelan mungkin agar pria disampingnya tidak mendengar ucapan kasarnya sedikitpun.
“Ne?! kau bicara apa?”
“A..Anniyo!”

Seohyun-ah kekasihmu yang tampan menghubungimu, cepat angkat!
Seohyun-ah kekasihmu yang tampan menghubungimu, cepat angkat!

Ringtone terbaru Seohyun yang dibuat dan diganti oleh kekasihnya sendiri. Jantungnya berdebar kuat, menatap khawatir kearah Yonghwa yang langsung menatap kearah ponselnya. Salahnya memiliki kekasih yang begitu narsis dan selalu ingin dianggap disegala situasi, kalau sudah begini mungkin Yonghwa orang selanjutnya yang akan mengetahui hubungan rahasianya.
“Bukankah itu suara Kyuhyun hyung? Kau dan Kyu..hyun.. hyung..” Keduanya terdiam, tak ada yang bicara beberapa saat sampai ringtone memalukan itu berhenti bersuara. Kini Seohyun kehilangan akal untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan Yonghwa. Hingga akhirnya suara seseorang membuka pintu rumahnya, ah lebih baik secepatnya ia mengganti password pintu rumahnya agar ia bisa memiliki sedikit privasi walau ia bukan selebriti.
Pria dengan wajah polos tanpa make-up dan hoodie berwarna biru tua memandang teduh sepasang manusia yang terduduk disofa. Apa ia datang disaat yang kurang tepat karena mengganggu kedua manusia yang menurutnya sedang berkencan? Ia tidak akan berlari meninggalkan gadis nya dengan pria lain, ia tidak akan membiarkan gadisnya dekat pria lain terutama pria terkutuk seperti Yonghwa.
“Aish dia datang disaat yang salah.” Gumam Seohyun sepelan mungkin, hingga hanya ia yang bisa mendengarnya. Merutuki nasibnya dan mengucapkan kata-kata mengumpat pada dua pria menyebalkan diruangan ini.
“Eo? Kyuhyun hyung?!” Sahut Yonghwa polos seakan tak menyadari kemarahan dimata Kyuhyun dan kecanggungan didiri Seohyun.
“Annyeonghaseyo, kita bertemu lagi.” Ucap Kyuhyun berusaha seramah mungkin. Berjalan menghampiri kekasihnya yang sedang menutup wajahnya rapat-rapat dengan bantal kecil ditangannya. Duduk diantara Seohyun dan Yonghwa, ia sudah bersiap diri mendapat dugaan-dugaan Yonghwa tentang hubungan mereka.
“Kekasihmu..? Kyu..” Ucap Yonghwa terbata-bata. Ia merasa berubah menjadi orang bodoh didepan sepasang kekasih yang masih bersikekeh menyembunyikan hubungan mereka. Walau sebenarnya Kyuhyun sudah gatal ingin memperkenalkan pada dunia kalau Seohyun adalah kekasihnya.
“Kau benar. Dia kekasihku.” Yonghwa membulatkan matanya. Benar-benar tidak percaya dengan apa yang ia dengar secara langsung dari mulut Seohyun. Itulah masalahnya, karena Seohyun yang mengatakannya ia sangat terkejut bahkan Kyuhyun langsung menoleh kearah Seohyun untuk melihat bagaimana ekspresi Seohyun saat mengatakan hal itu. “Aku harap kau merahasiakan ini. Aku tidak bisa menutupinya lagi darimu setelah kau mendengar dan melihatnya sendiri. Dia memang kekasihnya, Cho Kyuhyun adalah kekasihku.”

-SeoHyunim-

Seminggu telah berlalu setelah kejadian pengakuan Seohyun secara langsung pada Yonghwa. Beruntung Yonghwa tidak membocorkan apapun pada media, ia harus berterima kasih untuk itu.
Hari ini jadwal mingguan Seohyun menjadi Fangirl dimulai, ia sudah siap dengan lightstick berwarna biru safir ditangannya juga teriakan-teriakan yang akan ia keluarkan saat Super Junior diatas stage. Ya hari ini comeback resmi Super Junior dengan album terbaru mereka MAMACITA. Disaat banyak ELF yang masih belum hafal lirik lagu tersebut, jauh sebelum hari ini Seohyun sudah menghafal lirik itu. Tentu karena kekasihnya salah satu dari member dari grup itu dan karena ia pernah datang langsung ke lokasi syuting untuk pembuatan Music Videonya.

Bersama Yoona dan Minho tentunya, ia sudah duduk rapi di kursi penonton bersama ELF lain yang sudah memegang balon Official Super Junior yang diberikan beberapa Staff. Memandang antusias kearah stage yang masih sedikit ditata, sedikit melihat sosok besar berambut blonde didekat stage bersama seorang pria kecil berponi yang pernah menasihatinya agar menjaga perasaan Kyuhyun. Perkataan Ryeowook saat itulah yang membuat ia berubah manis pada Kyuhyun, perkataan singkat tapi sangat tepat mengenai organ dalam terutama hatinya. Seandainya Kyuhyun mengetahuinya, ia pasti akan beribu kali mengucap terima kasih pada orang yang jarang bahkan sangat jarang ia panggil dengan embel-embel Hyung.

“Itu.. itu Kangin Oppa.” Seru Yoona tak kalah antusias dengannya.
“Aish!! Kenapa kalian mengajakku kesini? Lebih baik aku berkencan dengan komik kesayanganku dirumah.” Gerutu Minho yang langsung mendapat pukulan kecil dikepalanya.
“Jangan berisik!! Sana pulang kalau berani.” Sahut Seohyun tak kalah ketus.

Para member Super Junior sudah berdiri untuk mengatur posisi mereka di Stage, mata Seohyun terus terpusat pada pria dengan headband dikepalanya. Sangat tampan!

“OPPA!! KYUHYUN OPPA!!!” teriak Yoona tiba-tiba, membuat Seohyun dan Minho rasanya ingin lari dari tempat ini karena malu mengakui Yoona sebagai sahabat mereka. Kyuhyun menatap setiap ELF yang datang, tentu dia mencari gadisnya yang pasti datang hari ini walau bukan karena dia tapi karena hyung berparas cantik yang sedang bermain dengan Kangin. Matanya menemukan gadis itu sedang menutupi wajahnya bersama Minho, fikirnya mungkin ia tidak ingin dirinya dikenali kekasihnya sendiri. Walau sebenarnya bukan karena itu.
“Dia datang.” Gumam Kyuhyun tak jelas dan hanya ia yang bisa mendengarnya.
Musikpun dimulai, pengambilan take pertama dimulai. Tak sengaja mata mereka bertemu, keduanya ingin saling menyapa dan mengucapkan beberapa patah kata tapi tertahan situasi yang tidak memungkinkan. Kyuhyun hanya menganggukan kepalanya tak lupa senyum singkat diwajahnya dan Seohyun juga hanya menganggukan kepalanya. Mata mereka seakan bisa mengartikan setiap kata yang ingin mereka ucapkan. Seohyun dengan ucapan selamat dan ingin memberi semangat pada Kyuhyun, dan Kyuhyun seakan membalas perkataan Seohyun dengan ucapan terima kasihnya. Minho yang termasuk dalam katagori sangat peka dalam urusan perasaan merasakan kehangatan diantara dua orang yang sedang bertelepati, ia hanya bisa tersenyum lalu memandang temannya yang lain. Teman yang menurutnya sangat menyebalkan dan bisa membuatnya gila karena tingkah bodohnya, untuk beberapa saat jantungnya sempat berdebar melihat sahabatnya yang satu ini. Ia yakin itu karena ia masih terlalu khawatir pada keadaan gadis itu. Minho selalu bisa menebak dan membaca perasaan orang lain tapi pada perasaannya sendiri tidak bisa. Ia sama seperti Seohyun yang tidak tertarik dengan suatu hubungan spesial, ia menganggap kalau tidak ada gadis yang spesial selain eomma dan dua sahabatnya ini. Pernahkah ia menyadari kalau sikap ia pada Yoona dan sikap ia pada Seohyun sedikit berbeda? Ia selalu ingin melindungi Yoona walau kadang ia rasanya ingin mengubur Yoona hidup-hidup karena tingkah bodoh dan cerobohnya, Ia selalu ingin membela Yoona walaupun gadis itu salah, bahkan saat Yoona dan Seohyun bertengkar ia membela Seohyun karena memang saat itu Yoona sudah keterlaluan. Tapi sadarkah ia kalau ialah yang paling bahagia saat mereka bisa berdekatan lagi? Ia merasa bahagia setiap ia berkelahi dengan gadis itu, hal itulah yang dirindukannya saat mereka tak bersama. Begitu banyak hal yang tidak ia sadari kalau sahabat yang menurutnya bodoh itu adalah gadis yang paling spesial dihidupnya.

SUPER JUNIOR MAMACITA
SUPER JUNIOR YEONGWONHADA

Teriakan khas ELF telah memecah lamunan Minho tentang sahabat-sahabatnya. Yoona dan Seohyun sampai berdiri diatas kursi untuk memberi Super Junior semangat. Hanya menggelengkan kepalanya beberapa kali melihat tingkah dua sahabatnya yang belum berubah sama sekali, hingga akhirnya ia mengikuti jejak dua sahabatnya walau hanya memutar-mutarkan lightstick yang diberikan Seohyun. Musikpun berhenti, member Super Junior mencoba berinteraksi dengan ELF. Menggoda fans yang sudah seperti keluarga bagi mereka dengan buyonan-buyonan yang membuat ELF tertawa bahkan tersipu malu.

“Kalian lapar?” Ucap sang dancing machine.
“NE!” teriak riuh ELF.
“Aku juga.” Sahut Hyukjae dan membuat seluruh ELF tertawa, bahkan kaki besar Minho harus terinjak kaki Yoona yang duduk tepat disebelahnya.
“Kalian lapar?” Tanya Hyukjae kedua kalinya.
“NE!!” Sahut ELF tak kalah kencang dari sebelumnya.
“Makan sana!” Kali ini Minho mendapat pukulan-pukulan dibahunya karena tawa besar Yoona, bahkan Seohyun tak sengaja memukul ELF lain didepannya dengan lightstick biru safir miliknya. Mengucap beribu kata maaf karena keteledorannya, beruntung gadis dengan topi bertulis Kyuhyun itu hanya tersenyum dan tidak berniat membalas perbuatan tak sengaja Seohyun.

Seohyun-ah kekasihmu yang tampan menghubungimu, cepat angkat!
Seohyun-ah kekasihmu yang tampan menghubungimu, cepat angkat!

Suara memalukan itu berbunyi lagi saat mereka baru saja ingin meninggalkan gedung KBS. Dengan cepat Seohyun mengangkat telepon dari kekasihnya yang mungkin sedang sibuk diruang ganti.

“Wae?” Tanya Seohyun datar.
“Kau sudah pulang?”
“Wae?”
“Mau aku antar?” Seohyun menatap Minho lalu mencari-cari sosok Yoona yang tak terlihat.
“Aku sudah diperjalanan pulang.” Terdengar dari sebrang telpon kalau Kyuhyun menghembuskan nafasnya berat.
“Baiklah. Kau hati-hati dijalan eum, terima kasih sudah datang.”
“Arraseo Chagiya~.”
Memasukan ponselnya kedalam saku hoodie birunya setelah yakin kalau Kyuhyun sudah mematikan telponnya.
“Eiiy~ sekarang kau sudah sering memanggilnya seperti itu eoh. Aigoo Seo Joohyun!” Goda Minho dengan wajah tak kalah menjijikan. Langkah kaki terburu-buru semakin terdengar hingga akhirnya sebuah tangan mengapit lengan besar Minho lalu tersenyum tanpa dosa kearah kedua sahabatnya.
“Ya inma kau darimana eoh? Kau membuatku khawatir.” Ketus Minho sambil menggerakan lengan kanannya yang terapit Yoona, membuat gadis itu mengerucutkan bibir untuk sekedar protes karena bentakan Minho barusan.
“Kau darimana? Kami mencarimu.” Ucap Seohyun mengada-ada, sebenarnya ia baru menyadari kalau Yoona menghilang saat ia menerima telpon dari Kyuhyun.
“Balonku tertinggal didalam. Ini!” Yoona menunjukan balon berwarna biru dengan tulisan Super Junior yang ia gunakan untuk mensupport Super Junior saat didalam. Menunjukannya dengan senyum polos tak bersalah, ia tak tahu salah satu dari sahabatnya sedang khawatir bukan main padanya akhir-akhir ini.
“Kaja! Aku lapar!!” Seohyun langsung menarik lengan bebas Minho agar segera meninggalkan gedung ini sebelum kekasihnya muncul disekitar mereka.

-SeoHyunim-

Eum mashita~ ini akan jadi makanan terakhir yang paling enak!” Seru Yoona dengan mulut penuh daging sapi panggang.

Terakhir? Memang kau tidak akan makan lagi eoh. aigoo~”

N..ne? maksudku untuk saat ini. kau tidak lihat sisanya hanya salad? Itu tidak enak.” Seohyun hanya mengangguk. Lain dengan Minho yang lebih peka dengan perubahan sikap Yoona, Yoona adalah pemakan segala, aneh kalau dia bilang salad tidak enak.

Kau baik-baik saja?” Tanya Minho dengan raut wajah khawatir. Yoona dan Seohyun berkali-kali saling tatap lalu menatap Minho polos.

Tentu! Aku tidak pernah merasa sebaik ini. kau tak perlu khawatir eum.”

Benar, kau tidak lihat berapa porsi daging sapi yang dia makan saat ini. aigoo Im Yoona, kau benar-benar lapar eoh?” Yoona hanya tersenyum polos lalu mengmabil porsi kedua daging sapi panggang dihadapannya.

Aish terserah kau sajalah!!”

Sebuah ponsel berwarna putih mengusik kegiatan makan-memakan mereka, ponsel itu terus bergetar diatas meja tanpa ada tulisan panggilan dari seseorang. Dengan sigap pemilik ponsel itu mengambilnya dan langsung pamit ke kamar kecil pada dua sahabatnya yang lain.

Aku khawatir dengannya akhir-akhir ini, dia sangat aneh.” Ucap Minho setelah Yoona berlari ke kamar kecil bersama tas yang dipegangnya.

Kau benar. Aku juga merasa seperti itu. Yoona tidak pandai menyembunyikan sesuatu sendiri tapi kali ini dia sukses membodohi kita.”

Aku kira kau tidak peka, wah ternyata kau pandai berakting eoh Seo Joohyun.”

Mana mungkin tidak peka. Sifatnya berubah drastis dari berisik menjadi agak diam, dia pasti menyembunyikan sesuatu.”

Aku benar-benar khawatir padanya. Kau tidak lihat rambutnya menipis? Apa dia sakit?” Seohyun terdiam. Sumpit yang dipegangnya terasa berat sampai ia harus kembali meletakannya diatas meja, memandang teduh Minho dan menemukan hal sama yang ia rasakan diraut wajah Minho.

Menurutmu begitukah? Aku tidak memperhatikan sedetail itu.” Menghela nafas sebentar, lalu tersenyum sambil memandang Minho agar sahabatnya itu tidak terlalu khawatir. “Kau tenang saja, kalau ada hal seperti itu Yoona pasti mengatakannya. Jangan khawatir eum.”

Ah melegakan sekali. eo? Kenapa wajah kalian? Kalian merindukan aku eoh? aigoo aku hanya sebentar kekamar kecil.”

Sebentar apanya?! Kau hampir setengah jam! Kau sedang apa disana eoh?”

A..Aku.. buang air besar.”

Ya inma! Kita sedang makan, tidak sopan!!” Yoona menunduk lesu mendengar ucapan keras Minho sejak ia kembali dari kamar kecil. Sangat aneh Minho menjadi lebih sensitive padanya, fikirnya mungkinkah ia melakukan sesuatu yang membuat pria besar itu marah?

Sudah cepat habiskan. Ah minggu depan kita sudah masuk kuliah, wah aku tidak sabar untuk itu.” Seru Seohyun disertai anggukan Minho yang tak kalah bahagia. Membayangkan dirinya menuntut ilmu tanpa harus mengenakan seragam sekolah dan tas penuh buku tulis. Tanpa harus ada Anh Seonsaengnim yang menyeramkan atau gadis-gadis genit yang akan menghantui hidupnya, bisa bebas membaca komik favorit nya dan banyak lagi yang sudah dikhayalkan Minho. Lain dengan Seohyun yang merasa sangat bangga bisa menjadi adik angkatan Heechul, melihat deretan namanya di Universitas itu saja darahnya sudah meletup-letup ingin segera menuntut ilmu disana dan membuat sang idol bangga dengan prestasinya.

Semoga kalian sukses eum.” Gumam Yoona nyaris tak terdengar. Tapi radar kedua orang bermata sebulat kodok menangkap suara yang dikeluarkan Yoona.

Tentu! Kita harus sukses disana!” Seru Seohyun. Mendengar kata Kita dari mulut Seohyun membuatnya sangat terharu, sahabatnya begitu yakin kalau mereka bertiga akan sukses kelak. Bukan karena mereka tidak akan sukses, tapi mungkin hanya mereka berdua yang sukses nantinya kecuali dia. Yoona tidak yakin akan melewati semua dengan mudah nanti.

-SeoHyunim-

Sepulangnya dari restaurant Sapi panggang langganan mereka, Yoona langsung meminta izin untuk pulang sendiri karena ia harus pergi bersama orang tuanya. Mereka bertiga berpisah dihalte bus dan menaiki bus yang berbeda. Melambaikan tangannya pada kedua sahabatnya dari dalam bus seakan itu adalah ucapan perpisahan yang sebenarnya. Perpisahan yang tak akan mempertemukan mereka lagi.

Kini Seohyun sudah sendirian dikamarnya, biasanya akan ada Minho dan Yoona yang akan mengganggunya dengan pertengkaran mereka seperti berebut ranjang, saling dorong atau saling memaki bahkan perang bantal. Kadang merasa sangat nyaman tanpa harus terusik dengan kebisingan yang diperbuat Minho dan Yoona tapi terkadang ia merasa sepi Karena tak ada yang membuatnya terusik.

Tak ada kedua orang tuanya, tak ada satupun sahabatnya maupun Kyuhyun yang biasa menemaninya. Kini ia hanya bisa berbincang seperti orang aneh pada poster berukuran besar dikamarnya, bercerita banyak hal walau ia tahu perkataannya tak akan dijawab tapi itu terasa lebih baik daripada ia harus membuat malamnya lebih terasa sepi dan membosankan.

Oppa, kau tahu sahabatku? ah kau belum pernah bertemu dengannya. Baiklah akan aku ceritakan. Dia adalah gadis terceroboh yang pernah aku temui seumur hidupku, dia biasanya ceria dan terus bersikap centil atau sekedar menggodaku tapi akhir-akhir ini dia berubah diam dan tak banyak bersikap seperti biasanya. Dia juga selalu ingin pulang sendiri dengan alasan akan pergi bersama orang tuanya. Saat melihat ia didalam bus, ia nyaris menangis saat melambaikan tangannya padaku dan Minho. Aku sangat mengkhawatirkannya, aku tidak bisa membayangkan jika hal buruk terjadi padanya. Dia salah satu sahabat terbaikku, walau kami sering bertengkar tapi dia tetap sahabatku. apa yang harus aku lakukan? Ah aku bodoh karena meminta saranmu, kalian hanya sebuah poster.”

Aku sungguhan Seohyun-ah.” Ucap Seseorang yang baru tiba dikamarnya, mentertawai tingkah kekanakan Seohyun yang ia perhatikan sejak gadis itu mulai bercerita pada poster yang sudah berusia lebih dari empat tahun.

Kenapa kau bisa kesini? Aku kira kau sibuk.” Pria itu tak mengindahkan perkataan Seohyun malah menyuruh Seohyun sedikit bergeser agar ia bisa duduk tepat disebelahnya.

Kau mengkhawatirkan Yoona? Memang dia kenapa?” Seohyun hanya mengangguk dengan bibir mengerucut kecil.

Dia bersikap aneh akhir-akhir ini. Aku dan Minho merasa sangat khawatir padanya, ia seperti menyembunyikan sesuatu. Tapi tak pernah bercerita pada kami, biasanya ia akan mengatakan apapun itu bahkan saat ia digigit semut ia akan bercerita sambil merengek agar aku dan Minho mengobati tangannya yang memerah.”

Dia tidak ingin membuat kalian khawatir, mungkin ia menyadari kalau ia sering menyusahkan kalian dan kali ini ia tidak ingin melibatkan kalian dalam masalahnya. biarkan saja, nanti saat masalahnya sudah tidak bisa ia bendung sendiri orang pertama yang akan ia bagi adalah kalian.”

Aku dan Minho tidak pernah sedikitpun merasa disulitkan dengan tingkah bodohnya. Kami itu bersahabat sudah sangat lama, hal sekecil apapun akan kami bagi bersama. Bukankah dia egois kalau menyimpan masalahnya sendiri?”

Bukan begitu. Mungkin kali ini masalahnya berbeda, kalian mengertilah dan tetap bersamanya. Itu akan membuatnya nyaman. Suatu saat ia pasti menceritakan semuanya. Percaya saja. jangan khawatir eum.”

Tapi aku tetap khawatir.” Rengek Seohyun hampir menangis. Ia tidak ingin membayangkan hal buruk tentang sahabatnya, tapi perasaannya semakin buruk setiap ia mencoba menghapus rasa khawatirnya. Kyuhyun hanya bisa memeluk Seohyun saat ini, percuma perkataannya tak didengar satu hurufpun.

Dia menyayangimu juga Minho itulah alasan kenapa ia masih ingin menyimpan semuanya sendiri. Kalian jangan egois, setiap orang butuh privasi masing-masing. Bahkan jika itu orang tuanya.” Kali ini Seohyun mengangguk menyetujui perkataan Kyuhyun, walau ia tidak sepenuhnya bisa menghilangkan rasa khawatirnya. Ia juga yakin kalau Minho merasakan hal yang sama saat ini. “Kenapa pulang duluan? Aku ingin mengajakmu bertemu Siwon hyung. Dia sangat ingin bertemu denganmu.” Lanjut Kyuhyun. Perkataannya sungguh tidak tahu situasi, gadis dalam dekapannya langsung menjauhkan tubuhnya dari dekapan Kyuhyun dan memberikan glare pada pria yang memandangnya polos.

YA! Berhenti mengajakku bertemu dengan mereka.” Bentak Seohyun tiba-tiba.

Wae? Kau sudah tidak menyukai mereka eoh? aigoo ternyata kau seperti yang lain, kau berniat meninggalkan kami karena grup yang lebih muda dan enerjik eoh?!”

BABO-YA! Mana mungkin aku seperti itu. Aku hanya ingin menjadi fans yang normal. Semakin sering aku bertemu dengan mereka, aku takut perasaanku akan berkurang. Aku ingin setiap melihat mereka jantungku berdebar, kau mengertikan? Fans yang normal! Mengerti tidak?!” Mendapat pukulan tepat diatas ubun-ubun kepalanya, ia hanya bisa mengangguk mengerti daripada pukulan kedua mendarat lebih menyakitkan lagi. “Ah tapi aku ingin menikahkan Bugsy dengan Choco, bukankah mereka cocok?”

YA! Mana boleh! Choco akan menderita harus menikahi anjing menyeramkan seperti Bugsy.”

Kau benar, Bugsy terlalu macho untuk Choco. Ah kalau Heebum dengan Choco?”

YA!! Otakmu rusak eoh? mereka berbeda jenis. Aigoo kau benar-benar seperti Heechul hyung.” Seohyun hanya tersenyum lebar. Kali ini tak akan mendaratkan benda-benda tumpul atau tajam kearah pria yang masih meringis disekitar kepalanya. “Ehem!! Seohyun-ah.. kapan kita memberitahu kedua orang tua kita?” Senyum Seohyun memudar dan berusaha memalingkan wajahnya dari arah pandang Kyuhyun. “Kita tidak bisa terus menyembunyikannya.” Lanjut Kyuhyun.

Ah~ aku masih ingin melanjutkan study-ku. Kau mengertikan? Saat mereka tahu kalau kita berpacaran, aku akan langsung berubah menjadi Nyonya Cho bukan seorang mahasiswi dari Inha Univeristy.”

Kau bisa tetap melanjutkan kuliahmu kalau kau mau.”

YA!! Mana bisa seperti itu, aku ingin menjadi mahasiswi yang baik dan istri yang baik juga. Aigoo otakmu sudah jauh sekali Tuan Cho.” Kyuhyun hanya terkekeh geli. Membayangkan seorang gadis kasar yang berusaha menjadi seorang istri yang baik dan penurut, itu hal yang tidak mungkin bukan.

Tapi kau akan menikah denganku kan?” Seohyun hanya memandang Kyuhyun datar. Apa sekarang Kyuhyun sedang melamarnya? Bukankah terlalu cepat? Hubungan mereka belum berjalan lebih dari satu tahun bahkan satu tahun saja belum. “Seohyun-ah. Menikahlah denganku, aku akan menunggumu sampai kau menyelesaikan study-mu. Bukankah aku sudah biasa menunggumu?” lanjut Kyuhyun mulai serius. Kembali berjongkok dihadapan Seohyun dengan kedua tangan Seohyun yang berada digenggamannya. Melakukan hal yang sama seperti saat ia meminta Seohyun menjadi kekasihnya.

Tunggulah tiga tahun lagi dan akan aku pastikan kalau aku akan menjadi istri yang baik untukmu.” Ucap Seohyun disertai senyuman tulusnya.

-SeoHyunim-

Yoona-ya kau potong rambut eoh?” Tanya Minho heboh saat melihat Yoona dengan rambut pendek berponi. Yoona langsung menepis tangan Minho yang mencoba memegang kepalanya dengan alasan kalau rambutnya baru saja perawatan.

Seperti biasa mereka bertiga berkumpul dirumah Seohyun untuk sekedar menghabiskan masa liburan mereka yang akan berakhir beberapa hari lagi. Pemilik rumah sedang sibuk merapikan kamarnya yang berantakan akibat ia melompat-lompat diatas ranjang karena mendapat surat balasan dari Heechul. Bukan dengan bantuan Kyuhyun, melainkan usahanya sendiri yang mengirim surat ke HeeStory. Dan beruntung Heechul membaca suratnya dan langsung membalas suratnya, walau ia harus mengambil surat itu sendiri ke HeeStory tapi tidak apa. Itu bukan masalah baginya.

Rambutmu membuat wajahmu semakin terlihat tirus. Kau kurusan eoh?”

YA Inma! Jangan pegang kepalaku. Nanti rambutku terinfeksi bakteri dari tanganmu.” Sekali lagi Yoona menepis tangan nakal Minho yang penasaran dengan rambut baru Yoona yang kecoklatan.

Eiiy, aku sudah cuci tangan. Mau lihat?”

Sirheo!!”

Yasudah. Tangaku habis dipegang oleh Kyuhyun hyung.” Ledek Minho dan benar saja mata Yoona langsung membulat sempurna. Ia tak berani menarik tangan Minho untuk melihat kebenaran dari perkataannya, takut tiba-tiba Minho memegang rambut barunya.

Geotjimal.” Sahut Yoona berpura-pura tidak tertarik.

Aku serius.”

Bagaimana bisa eoh seorang Kyuhyun Oppa tak sengaja menyentuh tangan kotormu? Maldo andwae.”

Aish!! Tanganku bersih!!” Teriak Minho nyaris melempar Yoona dengan bantal kecil disampingnya kalau Seohyun tidak tiba-tiba duduk diantara mereka.

Eo Yoona-ya, kau potong rambut? Tumben sekali.” Tanya Seohyun hampir sama dengan pertanyaan Minho sebelumnnya.

Aku hanya bosan dengan gaya rambut panjang. Sekali-kali ingin mencoba hal baru.” Seohyun menanggapinya hanya dengan anggukan. Getaran dari sebuah ponsel mengusik kehidupan mereka, dengan cepat pemilik ponsel langsung meminta izin untuk ketoilet tak lupa dengan tas kecil yang selalu ia bawa kemana-mana. Tapi kali ini tak sengaja ponsel itu terjatuh dari dalam tas saat Yoona berlari secepat mungkin ke kamar kecil dekat dapur. Minho langsung melihat apa yang membuat ponsel itu bergetar dan selalu membuat Yoona meminta izin kekamar mandi. Ia hanya menyeritkan alisnya lalu menunjukannya pada Seohyun.

Minum obat?” gumam Seohyun tak mengerti.

Aku yakin dia sedang sakit. Haruskah kita ikuti dia pulang hari ini?” Tanya Minho semakin khawatir.

Kau benar. Aku tidak bisa diam saja kalau begini, ini sudah terlalu mencurigakan.” Kembali meletakan ponsel berwarna putih itu ketempat semula saat pemilik ponsel itu kembali dari kamar kecil. Memasang poker face masing-masing agar Yoona tidak mencurigai tingkah mereka.

Wae? Ada apa?” Tanya Yoona dan langsung duduk ditempatnya semula. Melihat ponselnya tertinggal, perasaannya agak tidak enak. Mengambil ponsel itu lalu memasukannya kedalam tas, melirik sekilas dua sahabatnya yang seakan tak menyadari kehadiran ponsel itu.

Kau pulang dengan siapa hari ini?” Tanya Seohyun memecah keheningan.

Eum.. orang tuaku akan menjemputku hari ini. tidak perlu diantar sampai halte.” Perkataan yang hampir sama setiap mereka berkumpul. Yoona selalu ingin pulang sendiri bahkan jika itu hanya diantar sampai halte ia berusaha menolak sekeras mungkin.

Ah senin nanti, kita pakai kemeja merah hitam seperti biasa bagaimana?” Seru Minho disertai anggukan bersemangat dari Seohyun.

Aku tidak bisa.” Sahut Yoona tak sesemangat kedua sahabatnya.

Wae? Apa kemeja itu belum di cuci?”

YA! Aku tidak sejorok itu. Aku hanya malas, aku ingin memakai dress nanti.”

Aish pakai saja kalau begitu!! Pokoknya aku ingin kita bertiga memakainya. Agar mereka semua tahu kalau kita bersahabat.” Seru Minho sambil merangkul kedua sahabatnya. Yoona dan Seohyunpun membalas pelukan Minho tak kalah erat.

Aku akan membawanya kalau begitu. kalian berjanji harus memakainya nanti eoh!”

Kenapa membawanya? Memang tidak bisa memakainya dari rumah?”

Tidak bisa! aku bilang aku ingin memakai dress.” Protes Yoona kesekian kalinya. Kali ini Minho dan Seohyun hanya menuruti kemauan aneh Yoona.

Baru pukul delapan malam, Yoona sudah izin ingin pulang. Seohyun dan Minho pun mengizinkannya, padahal biasanya bisa sampai tengah malam mereka saling bercerita dan berbagi segalanya.

Rencana Minho dan Seohyunpun dimulai. Mengikuti mobil kedua orang tua Yoona dari belakang dengan mobil kedua orang tua Minho yang mereka pinjam diam-diam. Sepertinya Yoona menyadari kalau ia sedang di ikuti, mobil Yoonapun tiba-tiba melaju sangat cepat hingga Seohyun dan Minho kehilangan jejak mereka malam ini.

Aku tidak tahu kalau ia sangat cerdik. Dengan cepat ia menyadari kalau kita membuntutinya.” Ucap Minho frustasi.

AISH! Aku bisa mati penasaran kalau begini!! Yasudah pulang saja. kita lanjutkan nanti!”

-SeoHyunim-

Hari ini adalah hari dimana mereka menjadi mahasiswa dan mahasiswi baru di Inha University. Mereka sudah berkumpul, hanya tinggal menunggu sahabatnya yang belum datang. Sudah hampir satu jam sejak jam pertama dimulai, ya walaupun hari ini masih perkenalan lingkungan kampus dan materi-materi pembelajaran nantinya tapi ini adalah hari terpenting mereka sebagai mahasiswa baru.

“Hubungi dia! Hampir jamuran aku menunggunya.” Gerutu Seohyun yang sudah kesekian kalinya menyuruh Minho menghubungi Yoona.
“Ponselnya tidak aktif.”
“AISH! Kemana dia?! Hubungi orang tuanya.” Perintah Seohyun lebih sewot dari sebelumnya.
“Arraseo.” Baru Minho ingin menghubungi kedua orang Yoona, ponsel Seohyun berdering dan melihat panggilan yang masuk ke ponselnya bertulis nama Yoona Im. Dengan cepat ia menggeser tombol hijau pada layar ponselnya lalu meletakannya ditelinga.
“Seohyun-ah.” Ucap seseorang dari sebrang telpon. Itu bukan suara Yoona, itu suara ibunya Yoona. Perasaan Seohyun semakin tidak enak, terutama karena suara ibunya yang terdengar habis menangis.
“Ne Eomma.” Sahut Seohyun berusaha setenang mungkin. Persahabatan mereka sudah sangat dekat, bahkan mereka sudah menganggap orang tua masing-masing seperti orang tua sendiri.
“Bisa kau datang sekarang? Bersama Minho juga.”
“Ke..kenapa?”
“Yoona.. Yoona.. Dia sudah pergi ketempat yang lebih indah. Bertemulah dengannya sebelum kalian benar-benar tidak bisa melihatnya lagi.” Seohyun terjatuh lemah, Air matanya tiba-tiba bercucuran lalu memandang Minho dengan wajah menyedihkannya. “Beritahu Minho agar menyetir hati-hati eum. Dia menunggu kalian.” Telpon sudah terputus. Minho langsung memeluk Seohyun walau ia tak mengerti apa alasan Seohyun menangis.
“Yoona! Yoona!! Dia pergi!! Dia pergi Minho-ya!!” Histeris Seohyun dipelukan Minho. Memeluk Minho erat dan membasahi kemeja kesayangan mereka dengan air matanya.
“Apa maksudmu? Dia keluar negeri? Ceritakan padaku inma!”
“Dia pergi… Dia pergi….” Tangis Seohyun semakin menjadi-jadi. Minho yang tak mengerti hanya bisa mengusap punggung Seohyun agar gadis itu lebih tenang.
“Pergi kemana? katakan lebih jelas.”
“Dia.. sudah tidak ada.. dia pergi meninggalkan kita..” Pandangan Minho lurus kedepan, tangannya melemas setelah mendengar perkataan Seohyun. “Kita tidak bisa diam disini, kita harus kesana. Dia menunggu kita!! Cepat Minho-ya cepat!!”

Mengendarai sepeda motor miliknya menuju rumah Yoona, walau rasanya ia ingin menangis ia tahan sebisa mungkin agar ia tetap fokus pada jalanan. Ia tidak akan membiarkan sahabatnya yang sedang menangis dipunggungnya harus terluka karena kecerobohannya.

Rumah Yoona tampak ramai dengan berbagai bunga duka disekelilingnya. Dengan cepat Minho memakirkan motornya lalu berlari kedalam bersama Seohyun. Menggenggam tangan Seohyun, hanya ingin memberi kekuatan pada satu-satunya sahabat yang ia miliki sekarang.
Kedua orang tua mereka sudah berkumpul dengan orang tua Yoona. Berkumpul layaknya mereka setiap hari, hanya saja kali ini dalam situasi berbeda. Menghampiri kedua orang tua Yoona yang terlihat tegar tapi tak bisa dipungkiri kalau mereka merasa terpukul dengan kepergian anak semata wayangnya.

“Eomma~!” Histeris Seohyun langsung memeluk ibu Yoona. Minhopun langsung membungkuk hormat pada orang-orang tua dihadapannya.
“Seohyun-ah jangan menangis seperti ini, Yoona akan sedih melihatmu menangis.” Ucap Eomma Yoona sambil menghapus bulir-bulir air mata Seohyun.
“Apa yang terjadi? Kenapa Yoona?” Ny. Im hanya menghela nafasnya lalu membawa Minho dan Seohyun kedalam untuk melihat jenazah Yoona yang sudah terbaring kaku didalam peti. Air mata Minhopun jatuh, ia tak bisa menahannya lagi. Melihat sahabat yang biasanya ia ajak berkelahi sedang tertidur pulas seperti snow white yang menunggu pangeran. Disebelah tubuh Yoona terlipat bungkusan berwarna putih dengan bertuliskan Best Friends.
“Itu apa?” Tanya Minho dengan suara serak. Ia sudah tidak peduli dengan imejnya saat ini, ia tidak peduli orang memandangnya lemah.
“Yang mana?” Tanya Ny. Im sambil melihat kearah yang Minho tunjuk. Sebuah bungkusan berwarna putih yang tepat diletakan disebelaj jenazah Yoona.
“Itu.. ah kalian berdua memakainya tanpa harus aku jelaskan.” Ny. Im berusaha tersenyum melihat kedua sahabat terbaik Yoona memakai kemeja yang dipinta Yoona agar diletakan disampingnya saat ia pergi nanti. Minho dan Seohyun saling pandang, inikah?

“Aku akan membawanya kalau begitu. kalian berjanji harus memakainya nanti eoh!”
“Kenapa membawanya? Memang tidak bisa memakainya dari rumah?”
“Tidak bisa! aku bilang aku ingin memakai dress.”

Kembali memandang sedih sahabatnya yang sedikit tersenyum tenang, seperti tak ada lagi beban dihidupnya. Merasa ganjil dengan perubahan rambut Yoona yang sudah memanjang dalam waktu singkat.

“Itu Wig. Ia memakai wig akhir-akhir ini. Ia malu kalau kalian melihatnya dalam keadaan botak.” Sahut Ny. Im seakan mengerti dari tatapan Minho yang terpusat pada kepala Yoona.
“Botak?” Tanya Minho dan Seohyun bersamaan. Ny. Im hanya tersenyum mengiyakan pertanyaan heboh Seohyun dan Minho.

TBC…

Tinggalkan komentar