[FF//SEOKYU] I’m Not Interested About Love CHAPTER -9

I’m Not Interested About Love
Main Cast: Seo Joohyun, Cho Kyuhyun,
Other Cast : Choi Minho, Im Yoona, Victoria
Title : 난 괜차나요 (I’M OKAY!!!)
Author : tynamusshee

…-Happy Reading-…

Tes masuk perguruan tinggi tidak sampai dua minggu lagi, tiga orang sahabat itu semakin gencar belajar. Tak hanya dirumah Seohyun, terkadang dirumah Minho ataupun mereka sengaja pergi ke perpustakaan nasional demi lulus tes. Ya walaupun dua orang gadis itu masih sangat aktif dalam dunia fangirlingnya bahkan masih sempat mengikuti beberapa acara Fanmeeting atau hadir diacara yang di isi member Super Junior siapapun itu dan Minhopun terpaksa ikut karena sepulangnya dari setiap acara itu mereka langsung belajar dirumah Seohyun. Entah ini patut dicontoh ataupun tidak, bagi mereka bertiga pada hari tes itu semua yang mereka sudah pelajari harus mereka keluarkan se maksimal mungkin.
Hari ini tinggal beberapa menit lagi sebelum bel pulang berbunyi. Ketiga sahabat itu tidak berencana belajar bersama hari ini, mereka ingin menyegarkan otak dan fikiran mereka dengan berjalan-jalan ke tempat wisata.
“YA Choi Minho, kau sudah merapihkan semua bukumu? Tsk sudah tidak sabar ingin keluar eoh?” Bisik Seohyun. Diatas meja Minho sudah tidak tersisa kertas satu lembarpun, ia sudah memasukan semua nya kedalam ransel.
“Tentu, kau seperti tidak mengenalku saja.” Sahut Minho santai dengan kedua tangan yang menopang kepala belakangnya.
“Michinom.” Suara bel yang terdengar seperti lagu sorry-sorry ditelinga Seohyun dan terdengar seperti suara kemenangan dilapangan bola ditelinga Minho, keduanya tersenyum sumeringah Seohyunpun langsung memasukan semua barang-barangnya yang masih berhamburan diatas meja kedalam ransel.
“YA Im Yoona! Kajja!!” Seru Seohyun sambil menarik-narik ransel Yoona, gadis itu hanya memincing tajam kearah Seohyun. “Wae? Shirheo?”
“Kajja yaedeura~!” Seru Yoona lebih bersemangat dibanding dua sahabatnya. Gadis aneh! Itulah yang ada difikiran mereka berdua.
“Dia tidak waras.” Ucap Seohyun.
“Sama sepertimu.” Minho langsung mengejar Yoona yang sudah melewati ruang kelasnya, senang melihat kedua sahabatnya yang bersemangat hari ini membuat semangatnya semakin membara. Dengan langkah seribu ia menyusul dua makhluk yang sudah mendahuluinya, merangkul bahu mereka dari belakang dengan senyum sumeringah seperti mendapat tiket Super Show VIP gratis.

-SeoHyunim-

Setelah beberapa hari sebelumnya berdebat panjang mereka akan kemana hari ini, akhirnya disinilah mereka disebuah taman hiburan yang sangat terkenal di Seoul, Lotte Word. Salah satu taman hiburan terbesar di dunia, yang terdiri dari Theme Park Indoor, Taman Hiburan Outdoor, Museum Rakyat Korea, Mall, Bioskop, Sebuah Hotel Mewah, serta fasilitas olahraga. Untuk masuk kesini sebenarnya mereka tidak sampai membobol tabungan mereka, hanya saja untuk orang seperti Minho yang termasuk dalam kata pelit ini suatu pemborosan. Awalnya Minho hanya menawarkan ke Namsan Tower dan berkeliling disekitar sana, tapi ditolak mentah-mentah kedua orang temannya dengan alasan tempat itu terlalu pasaran dan membosankan. Minho akhirnya setuju dan beruntung mereka bertiga di biayai kedua orang tua Seohyun, ya orang tua Seohyun sukses besar dengan usaha baru mereka di daerah Kangwondo tepatnya di daerah rumah halmeoni Seohyun dan kemarin mereka baru kembali kerumah dengan setumpuk oleh-oleh untuk anak kesayangan mereka dan beberapa untuk dua sahabat Seohyun juga teman dekat Seohyun, Kyuhyun.
“Kau lihat! Tempat ini terlalu luas untuk berjalan santai, apa aku harus memanggil taksi untuk berkeliling eoh?” Keluh Minho saat mereka baru memasuki gerbang Lotte Word.
“Kau berlebihan sekali, Kaja aku sudah gatal ingin menaiki wahana-wahana disini.” Seru Yoona sampai melompat-lompat seperti anak kecil.
“Ah bahkan ini lebih luas dari lapangan bola tempat aku biasa latihan.” Minho langsung mendapat jitakan jitu dari Seohyun, temannya ini terlalu sering mengeluh setelah sampai disini padahal disekolah ia sudah tak sabaran ingin segera sampai sini.
“Bisa berhenti mengeluh? Aish aku salah memilih orang untuk bersenang-senang.”
“Kalau bukan dengan kami kau mau sama siapa eoh? Heechul hyung? Michinom!” Seohyun mengangguk sambil tersenyum malu-malu.
“Seohyun-ah, kau ajak saja Kyuhyun Oppa kesini. Ia pasti akan menurutimu!” Ucap Yoona asal, senyuman Seohyun langsung berubah menjadi tatapan peringatan. Minhopun langsung menjitak kepala kosong Yoona, bagaimana bisa ia lupa tentang kesepakatan mereka untuk menjaga rahasia ini bahkan sampai mati sekalipun.
“Micheoseo? YA Im Yoona kau bicara lagi seperti itu, aku hanya akan bermain dengan Minho. Kau akan sendirian disini! mau?” Minho mengangguk setuju, sepertinya tak akan ada yang memihak pada Yoona saat ini.
“KAJJA!!” Seru Minho lalu merangkul bahu kedua gadis disampingnya, mereka bertiga tampak seperti seorang pria yang memiliki dua kekasih. Beberapa orang yang melewati mereka mengatakan kalau wajah Minho tidak cocok memiliki dua kekasih, ada juga yang mengatakan kenapa gadis-gadis seperti Seohyun dan Yoona mau memiliki kekasih seperti Minho dan sebagainya. Kedua gadis itu tertawa terbahak-bahak mendengar hinaan-hinaan yang menghampiri Minho secara bertubi-tubi, karena sudah terlalu kesal Minhopun melepas rangkulannya dibahu Seohyun dan Yoona tapi mereka justru memeluk pinggul Minho bersamaan sambil mengucap kata-kata menjijikan.
“Aku mau main itu!!!” Seru Yoona sambil menunjuk salah satu wahana bermain dengan tangan yang masih melingkar di pinggul Minho.
“YA lepaskan tangan kalian!! Peluk saja kekasih kalian.” Geram Minho, ia melepas paksa dua tangan nakal dipinggulnya lalu merapihkan kemejanya yang agak berantakan. Ya seorang kapten sepak bola yang tampan dan digilai banyak wanita tidak boleh terlihat buruk dimanapun.
“Kau kan pacarku, Oppa! Nappeun namja!!” Rengek Seohyun dibuat-buat, beberapa orang yang lewat menatap Minho dengan tatapan yang sulit diartikan. Minho langsung menjelaskan gadis ini gila, dia bukan pacar saya, saya bersungguh-sungguh.
“YA! Aish aku bisa gila.”
“Aku hanya bercanda Minho-ya~ Kaja!!!”
Setelah lama mengitari Lotte Word, sepertinya mereka lupa kalau perut mereka belum terisi satu butir nasi pun. Wajah Yoona agak pucat karena ketakutan setelah keluar dari rumah hantu, Yoona yang memang dasarnya penakut luar dalam melihat hantu bohongan saja takutnya seperti melihat hantu sungguhan. Kemeja Minho hampir sobek karena terus ditarik-tarik tangan Yoona, begitupun rambutnya yang acak-acakan ataupun tangannya yang merah-merah karena aksi ketakutan Yoona. Mereka sudah duduk manis disebuah rumah makan dengan menu makanan yang cukup menggugah selera, pandangan Yoona masih kosong mungkin karena terlalu syok.
“Hantu.. hantunya jelek.” Gumam Yoona dengan pandangan lurus kedepan.
“Lalu kalau hantunya tampan kau mengencani hantu itu?” Sahut Minho sambil mengoleskan obat luka ditangannya.
“Hantunya tidak ada yang setampan Kyuhyun Oppa.”
“Tsk. nama china orang itu juga terdengar seperti nama hantu.” Sahut Seohyun. Menyebut nama itu, sebuah senyuman tiba-tiba hadir diwajah Seohyun. Lucu sekali membayangkan wajah pria itu saat berlutut dihadapannya membuat pipinya berubah merah padam.
“Kenapa wajahmu memerah? Aigoo ternyata ada yang sudah membuka hatinya untuk orang lain.” Ledek Minho masih dengan tangan yang mengoleskan obat merah pada beberapa bagian tangannya. Beruntung pelayan datang dan Seohyun tidak perlu menjawab ucapan Minho barusan.
“Uwah mashiketa. Naekoya!! Naekoya!!” Seru Yoona dengan mata berbinar melihat makanan pesanannya sudah ada didepan mata, ia sudah melupakan sosok hantu diotaknya.
“Tsk, milikmu sana dirumah hantu!!”
“Dirumah hantu tidak ada makanan se enak ini!!”
“Kau sudah sadarkan? Lihat tanganku! Lihat leherku! Semua luka karena kuku panjangmu mencakar dan mencubit kulitku!! Aish Jinjja, imej kulit mulus dan wajah tampan akan menghilang sementara karena ulahmu.” Seru Minho terus menunjukan luka-lukanya dengan bangga.
“Michinom, cepat habiskan makannya. Kita masih harus menyelesaikan semua wahana disini, HWAITING!!!” Seru Seohyun bersemangat sambil mengangkat tinggi-tinggi sumpit yang dipegangnya. Mereka bertiga makan tanpa berbincang satu katapun, sibuk dengan dunia masing-masing. Mata Yoona tak sengaja menangkap sesosok pria tampan di pojok ruangan ini, hanya ada dua orang disana dan ia begitu mengenal keduanya.
“Eo? Kyuhyun Oppa?” Ucap Yoona pelan, sontak Seohyun dan Minho mengikuti arah pandang Yoona. Panas, kesal, marah hal itu terjadi lagi pada salah satu gadis yang tengah mengunyah makanan dimulutnya. Pria dipojok ruangan itu sedang bersama seorang gadis yang sangat ia kenal walau hanya di layar tv dan karena gadis itu memang sedang digosipkan berkencan dengan pria itu. Lebih memilih pindah ke tempat Minho yang membelakangi pemandangan tak menyedapkan mata.
“Jadi berita itu benar? Mereka memang berkencan? Aish si dahi lebar itu kenapa pegang-pegang bibir Kyuhyun Oppa eoh?! Nafsu makanku hilang!!” Yoona membanting sumpitnya ke lantai, ya itu cukup menarik perhatian pengunjung lain. Begitupun dengan pria yang terlihat sedang bermesraan dengan gadis dihadapannya. Pria yang tak lain adalah Kyuhyun sangat mengenali punggung gadis yang duduk tepat dihadapan gadis pembuat gaduh tadi, ada yang aneh karena ransel gadis itu berada disamping Yoona tapi ia duduk disamping Minho dengan kepala yang agak menunduk. Perasaannya mulai tak enak, ia berinisiatif menghampiri gadis itu. Menepuk bahu gadis yang ia yakini adalah Seohyun, tapi Seohyun tak menoleh hanya terus menghabiskan makanan dihadapannya.
“Seohyun-ah, gwaenchana?” Tanya Kyuhyun khawatir.
“Eum.” sahut Seohyun santai, masih tak peduli dengan suara yang menganggu ditelinganya. Yoona dan Minho mengisyaratkan kalau ada Kyuhyun dibelakangnya dan tak lama gadis bersama Kyuhyun tadi menghampiri mereka.
“Dia siapa Gyu?” Tanya gadis itu sambil menunjuk kearah Seohyun.
“Ah aku rasa aku sudah kenyang, kaja kita pulang!!” Seru Seohyun langsung mengambil ranselnya didekat Yoona.
“Pulang?! Aku masih mau main.” Rengek Yoona dengan aegyo mematikan.
“Oke call, kita main. Kaja!” Seohyun mengisyaratkan kedua sahabatnya itu agar segera berdiri dan pergi dari rumah makan ini, merekapun menurut karena mengerti perasaan Seohyun saat ini. Seohyun harus ke kasir terlebih dulu, membayar semua makanan yang sebenarnya baru setengah masuk perutnya. Saat berbalik wajah pria itu tepat dihadapannya dan bersama gadis yang terus menguntit pria itu bahkan tangan gadis yang lebih tua darinya itu sedang mengapit lengan pria disampingnya. Perasaan aneh ini datang lagi, tanpa ia pinta dan ia pun tak tahu kapan itu akan datang. Gadis ketus dan kasar seperti Seohyun bolehkah merasa sakit hati? Dalam hatinya bertanya-tanya siapa sebenarnya gadis itu? siapa sebenarnya yang ada dihati pria ini? Ia tak bisa memaki seperti biasa kalau ia tak suka dengan sesuatu, ia hanya bisa diam dan tak bisa berbuat apapun. Memang siapa dia? Apa hak dia untuk marah?
“Permisi tuan, saya harus pergi.” Kyuhyun menahan tangan Seohyun yang terus menghindarinya.
“Dengar dulu!!” Ucap Kyuhyun agak membentak.
“SEOHYUN-AH PALLI!!!” teriak Yoona dan Minho bersamaan dari luar rumah makan.
“Ah maaf tuan, saya sudah dipanggil. Maaf mengganggu kencan kalian.” Sindir Seohyun, ia sudah terlepas dari cengkraman tangan Kyuhyun dilengannya. Tersenyum miris pada dua orang dihadapannya lalu membungkuk hormat. Melangkah lebih cepat keluar rumah makan, semakin cepat menjauh semakin bagus itulah fikirnya. Tapi kenapa harus semarah ini? bukankah ia sendiri yang mengatakan agar pria itu menunggunya? Kecuali pria itu memang tidak berniat menunggunya sejak awal.
“Seohyun-ah gwaenchana?” Tanya Minho khawatir, melihat raut wajah sahabatnya bersedih seperti ini membuatnya ikut bersedih.
“Wae? Aku baik-baik saja. Kaja! Bukankah kalian mau main lagi? Kaja~” Seohyun menarik lengan dua sahabatnya agar segera menjauh dari tempat ini.
“YA Seo Joohyun, aku mengerti perasaanmu. Aku ini bersahabat denganmu sudah lebih dari enam tahun.”
“Kau ini bicara apa eoh? Kajja! Kita kesini untuk bersenang-senang bukan? Tidak usah membahas hal yang tidak ada dalam daftar bersenang-senang.” Gadis itu menunduk dan mencoba ceria seperti Seohyun biasanya dihadapan dua sahabatnya.
“MWO? Kau bisa berkata seperti itu sekarang! Tadi kau memaksaku kerumah hantu, itu juga tidak ada dalam kata bersenang-senang. Hantu-hantu jelek itu terus melayang-layang di kepalaku!!” Minho menjitak kepala Yoona sudah kesekian kalinya hari ini, gadis ini isi kepalanya benar-benar kosong sepertinya.
“Seohyun-ah.” Seseorang memeluk Seohyun dari belakang, melingkarkan tangan besarnya diperut Seohyun dan meletakan kepalanya dibahu gadis itu.
“EOMO! Kalian…” Minho kembali menjitak kepala Yoona. Sahabatnya yang satu ini benar-benar tidak tahu situasi.
“Maaf anda salah orang, saya Joohyun bukan Seohyun. Kaja!” Seohyun melepas tangan yang melingkar diperutnya lalu meninggalkan pria itu lagi. Yoona membungkuk hormat dengan senyum manis pada pria itu sebelum ditarik paksa oleh Seohyun.
“Kalian sudah..?” Tanya Yoona polos.
“Mau aku jitak lagi eoh? Apa kepalamu itu apa hanya sebuah hiasan eoh?! Kemari kau!!”
“Maja, kepalamu itu hanya hiasan. Tuhan memang maha adil, kau diberi wajah cantik dan tubuh seperti boneka tapi isi kepalamu hanya angin.” Sahut Seohyun datar.
“YA! Kenapa kalian seperti ini padaku?!”
“Karena kau pantas mendapatkannya.” Sahut Minho disertai jitakan tepat didahi Yoona.
“YA! Berhenti menjitaki kepalaku!! Mau aku buang semua koleksi sepatu bolamu eoh? Michinom!” Seohyun terkekeh kecil melihat dua orang dikanan kirinya yang terus berkelahi bahkan sejak disekolah.
“Berhenti menghindariku!!” Bentak seorang pria yang tiba-tiba ada dihadapan mereka, nafas pria itu tersengal-sengal karena habis olahraga kecil untuk mengejar gadis ini.
“Apa aku mengenalmu tuan?” Tanya Seohyun datar, Minho berinisiatif membawa Yoona pergi agak menjauh. Ia tahu akan terjadi perang dunia ketiga disini.
“Dengarkan aku dulu!! Kau tidak perlu begini!!”
“Dengar apa? Apa yang mau katakan?” Tanya Seohyun dengan ekspresi datar.
“Kau percaya padaku kan? Kau sudah berjanji untuk itu.”
“Karena aku percaya padamu, kau bisa memperlakukanku sesuka hatimu?”
“Anniyo! Dengarkan kata-kataku dulu Seo Joohyun. Aku dan Victoria noona hanya..”
“Sudahlah Kyu, kita tidak terikat hubungan apapun. Kenapa harus menjelaskan sesuatu?” Nada bicara Seohyun merendah, ia kesal, marah dan pertama kalinya ingin menangisi pria ini saking sebalnya.
“Tapi kita sudah berjanji satu sama lain, kau ingat itukan?”
“Tentu, karena itu mulai hari ini lupakan semua janji itu. Anggap kita tidak pernah mengucapkan janji itu, anggap kau tak pernah mengatakan apapun padaku dan biar kita berteman dekat saja. Aku rasa memang lebih baik begitu, kau bisa bebas berkencan dengan siapapun tanpa harus menungguku. Annyeong Kyu! Sampai bertemu lain waktu.” Kyuhyun terdiam, ia tak berucap apapun selain melihat kepergian gadis itu dengan teman-temannya. Wajah gadis itu memerah, ia pasti sangat menahan kesedihannya. Ini pertama kalinya ia melihat Seohyun serapuh ini, ah anni ia pernah melihatnya saat Heechul pergi wajib militer.
“Dia siapa Gyu?” Tanya seorang gadis yang sejak tadi bersamanya.
“Dia gadisku.” Ucap Kyuhyun datar. Nafasnya sesak melihat gadis itu pergi setelah mengucapkan kata-kata yang tak bisa ia terima sedikitpun.
“Dia pasti salah paham padaku, haruskah aku menemuinya?”
“Lebih baik jangan, dia gadis yang sangat tempramen. Kau bisa habis dibuat babak belur. Aku harus menemuinya nanti.”
Disebuah kursi panjang, ketiga sahabat itu terduduk manis sambil menikmati ice cream porsi besar di tangan masing-masing. Salah satu dari mereka sedang dalam kondisi yang teramat buruk dan ice cream adalah salah satu cara membuat perasaannya lebih baik. Bahkan ini bukan ice cream pertamanya, ini sudah yang kedua.
“Seohyun-ah kemanhae! Kau ceritakan saja apa yang sebenarnya terjadi diantara kalian? Aku tidak pernah melihat kau sediam ini.” Minho menarik sendok ice cream ditangan Seohyun, agar gadis itu berhenti menyiksa dirinya sendiri.
“Aku baik-baik saja, aku tetap ceria kaan?” Seru Seohyun dengan senyuman yang dipaksakan, ia pun langsung menarik sendok ice creamnya ditangan Minho.
“Ish babo-ya! Kau tidak menganggap kami sahabat eoh? Apa kau berkencan dengan Kyuhyun hyung?” Bisik Minho sepelan mungkin, nyaris saja sendok ice cream itu tertelan ke tenggorokan Seohyun.
“YA! Kau mau membunuhku eoh? Aku berkencan dengannya? Tsk. lebih baik berkencan dengan Heebum.”
“Wae? Karena Heebum tidak akan menyakitimu? Seohyun-ah ini memang resiko saat kau menyukai seseorang, kau harus terima itu.”
“YA Micheoseo? Aku tidak menyukainya!! Kau tahukan aku hanya menyukai Heechul Oppa dan pria inma itu.”
“Geotjimal.”
“Jinjjayo!! Ah lebih baik kita fokus tes masuk universitas yang tidak sampai dua minggu lagi.”
“Arraseo, aku harap kau bisa fokus.”
“Gaseumi neomu appayo~” Seohyun dan Minho menoleh bersamaan kearah kanan masing-masing.
“WAE?” Ketus Minho frustasi, hanya karena seorang Kyuhyun dua sahabatnya jadi tak terkontrol begini. Hanya bedanya, Seohyun menyembunyikannya dan Yoona lebih berterus terang dan membuatnya malu.
“Dia ternyata benar-benar berkencan dengan Victoria!! Bunuh saja aku!!!” Ucap Yoona sambil memukul-mukul dadanya.
“Sini kau ku bunuh!! Aish Jinjja!! Lama-lama yang aku bunuh adalah pria itu!!”
“Ne majayo! Kau bunuh saja dia!” Seru Seohyun.
“YA! ANDWAE!!”

-SeoHyunim-

“Eomma wasseoyo~” Ucap Seohyun ketika memasuki rumahnya, ia tak melihat batang hidung kedua orang tuanya disini. Mana mungkin mereka pergi lagi, belum seminggu dirumah sudah meninggalkannya lagi tanpa pamit?!
“Oh? Kau baru pulang? Baru saja Kyuhyun pergi.” Ucap Eomma Seohyun yang muncul tiba-tiba dari arah dapur, memang terlihat ada yang datang karena banyak makanan tersedia diatas meja. “Kalian sedang bertengkar eoh? Kenapa?”
“Tsk annida, dia saja yang berlebihan.”
“Baiklah, kau sudah makan malam? Kyuhyun tadi membawakan makanan kesukaanmu.”
“Sudah tadi sebelum pulang. Eomma aku ingin tidur, ah besok Minho dan Yoona akan menginap.”
“Silahkan saja. Ah Eomma hampir lupa, Kyuhyun menitipkan ini untukmu. Sebenarnya ia ingin memberikannya secara langsung tapi kau belum pulang jadi ia memberikannya pada eomma. Ambilah!” Seohyun mengambil selembar surat berwarna biru safir dan kotak kecil berwarna merah. Kedua warna ini adalah warna favoritnya. “Kalau dia memiliki salah padamu maafkan dia, wajahnya sangat sedih saat datang.” Seohyun memandang teduh eommanya, sebegitu merasa bersalahkah pria itu sampai melakukan semua ini.
Ia memandangi kedua hadiah pemberian Kyuhyun didalam kamarnya, belum ia lihat apa isi keduanya. Melihatnya dari luar saja sudah membuatnya kesal setengah mati. Kembali berputar dalam otaknya bagaimana mesranya sepasang manusia itu dan bagaimana Kyuhyun terlihat benar-benar dekat dengan gadis itu padahal ia terus mengelak kalau gadis itu bukan kekasihnya.
“Aku tak akan membuka hatiku untuk siapapun!!! Aku benar-benar tidak tertarik untuk tahu apa itu mencintai seseorang selain Heechul dan member Super Junior lainnya. Chamkan! Kecuali maknae mereka!!!” Ucap Seohyun penuh penekanan lalu memasukan semua pemberian Kyuhyun padanya kedalam ransel. Ponselnya bergetar, tanda ada pesan masuk. Terpampang nama ‘Meotjin Oppa’ diatas pesannya, ia sangat bersyukur karena itu bukan dari Kyuhyun.

From : Meotjin Oppa
Aku akan pulang saat kau selesai dengan tesmu. Kita akan berpesta!!! Aku tidak akan mengajak Shinhye karena kami sudah tidak bersama lagi. Melegakan geutchi? Kkkkkk Sampai bertemu Yeppeo Hyunnie, semangat untuk tes mu.
“Tsk mereka semua bisa seenaknya datang dan pergi, enak sekali mempermainkan perasaanku. Michinom!!” Tanpa membalas pesan Yonghwa, ia langsung mematikan ponselnya dan berlalu ke kamar mandi. Tubuhnya sudah lengket karena keringat.

TBC….

Tinggalkan komentar