[FF//SEOKYU] I’m Not Interested About Love CHAPTER -11

I’m Not Interested About Love
Main Cast: Seo Joohyun, Cho Kyuhyun,
Other Cast : Choi Minho, Im Yoona, Jung Yonghwa, Tiffany, Yuri.
Title : 어떡해?.. (What Should I Do?)
Author : tynamusshee

…-Happy Reading-…

Pengumuman kelulusan sudah lewat beberapa hari yang lalu, ketiga sahabat yang bekerja mati-matian untuk lulus tes akhirnya diterima di Universitas impian mereka ah anni impian salah satu gadis dari mereka. Merasa lepas setelah beban yang mengganggu otaknya setelah pengumuman bahwa mereka bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Kau sudah lulus kan?” Tanya seorang pria yang sedang duduk bersama Seohyun diruang tv.
“Eum, wae?”
“Kau sudah jadi pacarku mulai hari ini.” Gadis itu bukan menjawab, ia malah menghela nafasnya berat. Ada suatu beban yang masih disimpannya saat ini dan tidak ada yang tahu apa beban itu selain dirinya sendiri. “Kau ada masalah? Atau kau memang tidak mau jadi yeoja chingu ku sejak awal, kenapa terus menghindar?” Tanya Kyuhyun mulai khawatir, gadis ini selalu menghindar setiap ia membicarakan masalah ini. Dengan tatapan sendunya, Seohyun menatap Kyuhyun yang masih setia memandanginya.
“Kyu.. Aku ada masalah, aku tak tahu harus melakukan apa. Ini pertama kalinya untukku, aku benar-benar bingung.”
“Wae? Ceritakan padaku. Tentang Heechul hyung?”
“Anni.. Anni..” Seohyun menghela nafasnya lalu memberanikan diri memegang tangan Kyuhyun yang bertengger dibahunya. “Kyuhyuni..”
“WAE? Berhenti membuatku takut!!”
“Aku belum bisa menjadi yeoja chingumu sekarang, aku mohon mengertilah! Aku sedang dalam posisi yang sulit!”
“Wae? Kau tidak menyukaiku? Kau masih memikirkan Heechul hyung? Tsk!”
“Anni.. Ini bukan karena Heechul Oppa, ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan dia.”
“Lalu?”
“Aku akan memberitahumu semuanya saat aku wisuda, kau bisa datangkan?” Kyuhyun hanya menghela nafasnya lalu mengangguk setuju dengan senyum yang sangat dipaksakan. “Keputusan apa nanti, aku harap kau menerimanya dengan baik.” Tetes air mata tiba-tiba jatuh, apa yang sedang ia fikirkan menurutnya terlalu berat. Ia bukanlah Minho yang mengerti segalanya tentang cinta, ia bukan Yoona yang berparas cantik dan akan menerima siapapun yang ingin masuk kehatinya, ia juga bukan Heechul yang bisa menolak dan menerima apapun yang ia mau. Ia hanya gadis biasa yang tidak terlalu cantik dan tidak mengerti apa itu menyukai seorang pria sebenarnya, saat ia dihadapkan dengan hal yang ia tidak mengerti sama sekali ia hanya bisa diam karena memang ia tak tahu apa yang harus ia lakukan pada perasaannya sendiri. Menyukai seseorang yang berkelakuan seperti sang idola adalah anugerah terindah dihidupnya setelah lama ia tidak merasakannya kini perasaannya terbalas, haruskah ia merasa senang? Tidak! Justru ada perasaan aneh yang tak ia mengerti, seperti ada yang sudah mengunci hatinya agar tak ada yang masuk kesana selain dia. Ia yakini orang itu adalah sang idola yang sudah bersamanya selama lebih dari delapan bahkan Sembilan tahun, tapi ternyata bukan. Itu orang lain, orang yang selalu mengajaknya berkelahi, orang yang selalu ada disampingnya, orang yang membuatnya dikejar banyak fangirl karena pengakuannya dan orang pertama yang menyatakan perasaan padanya bahkan disaat usianya masih terlalu kecil. Orang itulah yang ia tak pernah sadari kehadirannya karena ia selalu menganggap kalau idolanya lah yang berhak mengambil seluruh hatinya dan tak boleh ada yang menyentuh hatinya selain dia. Selalu berkata tidak tertarik dengan apapun yang berbau cinta dan menyukai seseorang selain menjadi fangirl sebuah grup, baginya menyukai seorang idola sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan hatinya. Tidak terbayang dalam benaknya kalau ini terjadi begitu mendadak, dua orang pria yang berani mengganggu sang idola duduk manis dihatinya mengatakan hal yang sama padanya bahkan salah satunya mengancam bahkan rela melepas kekasihnya demi dia dan pria satunya sudah rela menunggunya sampai sekarang dan iapun sudah memiliki janji besar pada pria itu. Tak ada pilihan lain selain melepas salah satunya atau melepas keduanya dan kembali ke kehidupan fangirlingnya yang menyenangkan tanpa terikat apapun.
“Jangan menangis, kau sudah tidak cantik kalau menangis seburuk apa wajahmu.” Bukan memaki bahkan memukul orang dihadapannya ia malah memeluknya dengan erat, membasahi bahu kokoh itu dengan air dari mata bulatnya.
“Mianhae.”
“Wae? Kau belum melakukan apapun. Jangan menangis.”
“Maaf, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.”

-SeoHyunim-

Hari melepas gelar siswa akhirnya tiba, semua siswa tingkat tiga sudah menantikan hari ini. Bisa dilihat dari betapa cantik dan tampannya penampilan mereka hari ini di lapangan sekolah, bahkan tiga orang yang sudah bersahabat selama enam tahun juga tak kalah exited hari ini. Duduk manis dipinggir lapangan menunggu bel berbunyi agar mereka bisa segera masuk kedalam gedung pertunjukan dan mendengarkan siapa saja yang ada diperingkat tertinggi.
“Aku yakin salah satu dari kita masuk lima besar siswa dengan nilai lulus tertinggi.” Seru seorang gadis yang terkenal dengan paras cantiknya, hanya saja ia memiliki bibir selicin belut.
“Yang pasti bukan kau.”
“YA Choi Minho!! Aku baru ingin mengatakan kalau itu kau!! Tsk.”
“Benarkan? Pasti bukan kau.” Beberapa orang gadis tiba-tiba mengerubungi mereka dengan banyak kotak dan paper bag ditangan mereka. Siapapun pasti tahu itu untuk siapa dan apa maksud orang-orang itu menghampiri mereka.
“Untukmu sunbaenim, semoga sukses!” Ucap salah seorang gadis dengan kotak besar ditangannya lalu pergi.
“Sunbaenim terimalah.” Dan beberapa kata perpisahan yang terdengar menggelikan namun menyedihkan karena ini terakhir kalinya mereka melakukan ini pada pria bermata kodok sang mantan kapten sepak bola.
“Wah kau harus pulang dengan taxi kalau hadiahnya sebanyak ini.” Seru Yoona langsung membuka salah satu kotak yang menarik perhatiannya, kotak itu berisi boneka beruang berwarna putih dengan mata sebulat Minho.
“Ambilah, aku tidak suka.”
“Jinjja? Gomawo~” Riang Yoona sambil terus memeluki boneka beruang terbarunya.
“Haah~ Melelahkan, kapan acaranya dimulai? Dimana orang tua kalian?” Seohyun akhirnya membuka suara, sejak ia menginjakan kakinya dilapangan sekolah satu hurufpun belum ia keluarkan sama sekali.
“Mereka sedang diperjalan kesini bersama orang tua kalian.”
“Jinjja? Baguslah.” Minho merasa asing dengan tingkah sahabatnya satu ini, tidak ada kata-kata kasar yang keluar dari bibirnya bahkan ia tidak mengeluarkan lebih dari sepuluh kata sejak mereka bertemu hari ini.
“Seohyun-ah, kau ada masalah? Kenapa diam sekali?” Tanya Minho sambil menyingkirkan semua kotak dan paper bag dari tubuhnya.
“Anni, aku hanya..” Perkataan Seohyun terpotong dengan suara bel yang berdering, tanpa berkata apapun ia segera beranjak dari tempatnya meninggalkan dua sahabatnya yang kerepotan dengan bingkisan-bingkisan dari fans fanatik Minho.
Setelah menitipkan semua bingkisan ke salah satu staff sekolah agar diletakan sementara diruang guru, mereka bertiga sudah duduk manis di dalam ruang pertunjukan yang ada dilingkungan sekolah. Mendengarkan sambutan-sambutan menyedihkan dan ucapan selamat dari beberapa orang pengajar, hal yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Pengumuman siapa saja yang masuk dalam sepuluh besar dengan nilai tertinggi di angkatan ini, seorang guru yang terkenal kejam hari ini penuh senyum sambil membawa satu map hitam ditangannya dan beberapa map yang dipegang staff sekolah.
“Ah angkatan kita terlalu banyak, pasti sulit untuk mendapat peringkat sepuluh besar.” Bisik salah seorang gadis disebelah Seohyun. An Seonsaengnim tersenyum lalu membuka map ditangannya.
“Peringkat sepuluh.. Lee Jinki. Selamat!” Pria bermata segaris itu melompat riang dari tempat duduknya, ya dia memang cukup terkenal dengan kecerdasaannya tapi sayang dia suka bertingkah aneh seperti jatuh tiba-tiba atau tersandung dengan tidak elit. Sudah sampai peringkat enam tapi nama ketiga sahabat itu belum ada yang disebut satupun, bahkan teman biang gossip dikelasnya mendapat peringkat Sembilan. Tidak lucu kalau mereka bertiga kalah dengan gang penggosip itu.
“Im Yoona! Selamat!!”
“Naega?! Naega?! Jinjja?! EOMMA~” sebelum naik keatas panggung ia sempatkan untuk memeluk kedua sahabatnya yang terus bertepuk tangan untuknya. Mengakat tinggi-tinggi Map hitam dan piala cukup besar ditangannya sambil menatap kearah orang tuanya yang duduk jauh diatas lalu kearah kedua sahabatnya. Kembali dengan dua benda berharga ditangannya dengan rona kebahagiaan yang begitu terpancar diwajahnya.
“YA Choi Minho, aku yang diperingkat lima! Kau harus menarik kata-katamu dilapangan tadi.”
“Baiklah~ Sekali lagi selamat eoh, kelima tidak buruk!”
“Peringkat ke empat… Jung Jinwoon. Selamat!” Minho menunduk lesu, saingan berat sekali tahun ini. Tidak lucu baginya kalah dengan gadis yang sering ia hina karena otak kosongnya.
“Peringkat ketiga… Choi Minho!! Selamat!!” Dengan rasa tak percaya ia menunjuk dirinya berkali-kali lalu memeluk kedua sahabatnya dengan sangat erat, berjalan keatas panggung dengan karisma yang ia pancarkan keseisi ruangan. Tepuk tangan lebih riuh saat Minho mencium ibu jarinya lalu diangakatnya tinggi-tinggi, menerima kedua benda berharga dan kembali ketempatnya semula. Kembali duduk manis dengan senyuman kemenangan, peringkat tiga tidaklah buruk walaupun yang ia harapkan menjadi peringkat pertama. Minho dan Yoona yang sudah memegang piala ditangan masing-masing menatap lesu kearah sahabatnya yang terlihat sedang bersedih saat ini. Mereka mengira itu karena ia tidak mendapat juara apalagi peringkat kedua sudah disebutkan.
“Seohyun, kalau bukan karena kau kami tidak akan mendapat ini semua. Prestasi ini milik kita bertiga.” Seru Yoona dengan wajah sedihnya sambil mengusap punggung tangan Seohyun, gadis itu hanya tersenyum tak membalas perkataan sahabatnya.
“Wah Peringkat pertama angkatan ini memiliki nilai nyaris sempurna, bapak pribadi merasa bangga pada siswa ini dan sedikit rasa maaf karena pernah menghukumnya berdiri didepan kelas. SEO JOOHYUN!! Selamat!!” Seru An Seongsaengnim dengan bangganya, bahkan matanya hampir berkaca-kaca. Kedua orang yang tadi terus menenanginya agar tidak bersedih langsung memeluk sahabatnya yang ternyata memiliki otak diatas rata-rata. Bisa mengalahkan semua siswa angkatannya hanya karena ingin lulus dengan nilai terbaik agar idolanya Kim Heechul bangga padanya. Langkah yang terasa berat karena terlalu terkejut dan suara yang mengganggu telinga membuatnya semakin sulit berjalan terutama saat sang eomma berteriak histeris sambil terus menyebut namanya. Menerima piala, piagam dan Map hitam yang sudah tertulis atas namanya dengan sedikit gemetar. Membungkuk hormat pada An Seongsaengnim dan beberapa guru dibelakang An Seonsaengnim. Baru ingin meninggalkan panggung, An Seonsaengnim menyuruh Seohyun dan kesembilan siswa berprestasi disekolahnya naik keatas panggung untuk berfoto dengan guru-guru dan beberapa staff sekolah. Para siswa itu berjajar sesuai peringkat masing-masing, merasa senang karena perjuangan ketiga sahabat itu tidak sia-sia, merelakan apapun demi mencapai ini semua.
Semua siswa sudah keluar dari ruang pertunjukan sambil membawa beberapa bucket bunga ditangan masing-masing, berkumpul dengan kedua orang tua dan teman-teman terdekat ditepi lapangan bahkan ditengah lapangan.
“Seohyun~!! Aku bangga padamu!!!!” Seru Yoona kesekian kalinya. Ia sudah menitipkan semua penghargaannya pada sang eomma yang sudah pulang beberapa saat yang lalu.
“Wae? Ini biasa saja. Aku sudah berusaha untuk ini, kalau aku tidak mendapat peringkat pertama aku akan bunuh diri.”
“YA Seo Joohyun, kau hanya beruntung.” Nada penghinaan terucap dari salah satu siswa yang tiba-tiba ada disampingnya bersama segerombolan gadis lain.
“Minho-ya, kau ingat janjiku saat aku diruang kesehatan?” Sinis Seohyun dengan smirk yang menghiasi wajahnya. Minho menelan salivanya dalam-dalam sambil menarik Yoona agar sedikit bergeser, ia ingat betul apa yang Seohyun katakan dan gadis itu benar-benar akan melakukannya hari ini.
“Tiffany hwang gadis dengan otak sekecil semut, eo bahkan semut terlihat lebih besar dari otakmu. Kau ingat pernah menyentil dahiku sampai merah? Mendorongku sampai hampir jatuh, melempar tasku kelantai sampai semua isinya berantakan bahkan kau membuat hidungku berdarah? Kau masih ingat tidak? Aku tidak membalas semua perlakuanmu saat itu karena aku sudah memiliki surat peringatan pertama kalau aku membalasmu, aku akan dikeluarkan dari sekolah. Berhubung aku sudah lulus dan mendapat peringkat pertama, ada yang ingin aku lakukan padamu dan semua gadis pengikutmu.” Merenggakan otot-otot tubuhnya seperti seorang petinju professional yang ingin melawan petinju lainnya.
“N.. Neo.. Neo.. Mwohae?! YA! SEO JOOHYUN!!” Seohyun mendekat perlahan, mengepalkan tangan kanannya dan memutar pergelangannya lalu menatap horror semua gadis pengganggu dihadapannya. Baru ingin melayangankan tangannya kewajah gadis yang meninjunya, sebuah tangan menarik lengannya agar menjauh dari gadis-gadis itu. “Kyuhyun Oppa…” Ucap Tiffany nyaris pingsan, melihat seorang Kyuhyun datang kesekolahnya tanpa peralatan untuk menutupi identitas ke artisannya. Melihat kehadiran Kyuhyun, sontak Yoona menarik paksa Minho agar menghampiri pria itu.
“Annyeonghaseyo Oppa.” Ucap Yoona semanis mungkin. “Ah aku peringkat lima disekolah, kau bangga kan?”
“Annyeong. Selamat eum, kau pasti sudah bekerja keras.” Kyuhyun menepuk bahu Yoona lembut, Yuri yang merasa ia juga mendapat peringkat disekolah langsung mendekat dan mengangkat Map hitam dan piala ditangannya.
“O..Oppa.. Aku peringkat sembilan.” Kali ini Kyuhyun menanggapinya hanya dengan senyuman, sepertinya sebuah senyuman sudah lebih dari cukup untuknya.
“Aku kira kau tak datang.” Ucap Seohyun datar, agak sebal dengan tingkah gadis-gadis centil yang berusaha mendapat perhatian Kyuhyun.
“Aku pasti datang, kau sudah menungguku eoh?” Seohyun menghela nafasnya berat, menatap kesekelilingnya kalau Kyuhyun mengatakan hal-hal aneh disini habislah ia.
“Bisa kita pergi sekarang? Sangat berbahaya kau disini terlalu lama. Minho-ya, Yoona-ya aku pergi eum. Annyeong!”
“Annyeonghi gaseyo Oppa~!” Ucap Yoona agak berteriak. Gadis-gadis penggosip itu memandangi dua orang yang sedang berjalan beriringan, mata mereka memanas saat melihat tangan Kyuhyun merangkul bahu Seohyun lalu mengusapkan ibu jarinya pada pipi gadis itu sambil tersenyum.
“Mereka? Mereka? YA YOONA! Seohyun berpacaran dengan Kyuhyun Oppa eoh?!!!”
“Molla..” Ucap Yoona datar, pandangannya kosong kedepan. Walaupun ia tahu kalau Kyuhyun memang pernah mengatakan kalau ia menyukai Seohyun tapi ia tak tahu kalau hubungan mereka sudah sejauh ini.
“Kaja Yoona-ya, kita pulang!”
“Minho-ya..”
“Wae? Kau mau bilang kalau kau patah hati melihatnya? Aish sudahlah biar sahabatmu yang menyedihkan itu bahagia dengan pria yang kau idolakan.”
“Bukan itu bodoh! Hadiah-hadiahmu masih diruang guru!”

-SeoHyunim-

Duduk manis didalam mobil sport hitam yang Kyuhyun pinjam dari hyung tersayangnya untuk bertemu dengan Seohyun. Ya karena Seohyun terus membandingkan mobil nya dengan mobil Siwon dan akhirnya hari ini ia putuskan meminjam mobil sang hyung agar gadis disebelahnya puas.
“Chukhahae, aku tidak tahu kau gadis yang pintar. Kau ingin membuatku bangga eoh?”
“Ini karena Heechul Oppa, aku ingin membuat ia bangga.” Sahut Seohyun datar, sedang tidak mood membicarakan prestasinya saat ini. Baginya prestasi ini biasa saja, justru kalau ia tidak mendapatkannya itu baru masalah besar.
“Aish kenapa untuk dia? Aku lebih suka kau mengucapkan ingin membuat orang tuamu bangga.”
“Orang tuaku bangga pada apapun yang aku lakukan, kalau untuk Heechul Oppa harus yang benar-benar spesial. Tidak usah membahas masalah ini aku sedang malas!” Kyuhyun hanya menggeleng kan kepalanya beberapa kali, teman.. eum.. calon kekasihnya ini sepertinya lebih mencintai Heechul dibanding apapun didunia ini.
“Kyu.. ada yang ingin aku ceritakan padamu.”
“Tentang apa? Ah~ yang kau janjikan saat itu? Ceritakan saja Chagiya~” Ucap Kyuhyun manja, bulu tangan Seohyun langsung berdiri. Merinding seperti mendengar suara hantu saat mendengar Kyuhyun mengucapkan panggilan aneh dengan nada yang menjijikan ditelinga Seohyun.
“Menjijikan! Berhenti berbicara seperti itu!! Aku bukan pacaramu!!”
“YA! Tapi kau sudah lulus dan sudah diterima di Universitas yang sama dengan Heechul dan Siwon hyung. Kenapa tidak boleh?!”
“Aish karena aku bingung! Kau tahu tidak betapa berat fikiranku saat mendengar dua orang aneh mengatakan kalau mereka menyukaiku.” Ucap Seohyun polos, reflek ia menutup meulutnya dan menutupi wajahnya dengan topi toga yang masih menempel dikepalanya. Kyuhyun pun langsung menepi dipinggir jalan dan menghentikan mobilnya. Menatap serius kearah Seohyun yang masih menutupi wajahnya dengan topi toga.
“Mworago? Katakan sekali lagi, siapa dua orang aneh itu? selain aku siapa lagi?” Seohyun mengintip sedikit ekspresi Kyuhyun saat ini, matanya sangat menyeramkan dan tidak bersahabat sama sekali. “YA Seo Joohyun! Cepat katakan!!!”
“ARRASEO!! Jauhkan kepalamu! Kau membuatku takut.” suara Seohyun mengecil saat melihat tatapan Kyuhyun benar-benar tidak bersahabat. Jarang sekali bahkan tidak pernah ia merasa takut pada tatapan Kyuhyun sebelumnya. “Berjanjilah dengar semua dulu baru kau potong! Aku tidak suka saat aku bicara dipotong dengan ucapan anehmu!!”
“Tsk. Cepat!!”
“AISH Jashik! Yonghwa Oppa yang mengatakan itu padaku, dia memintaku menjadi kekasihnya dan mengatakan padaku kalau ia tidak menerima kata tidak. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan saat itu jadi aku..”
“Tsk kau langsung menerimanya eoh?”
“YA INMA! Aku bilang jangan potong ucapanku!! Saat kau kesal apa telingamu hanya sebuah hiasan eoh? Berani kau potong ucapanku, aku lempar keluar I-PADmu!” Kyuhyun menciut, tidak rela kalau harus kehilangan semua games kesayangannya didalam sana hanya karena memotong ucapan gadis menyeramkan ini.
“Kalau begitu kau menerimanya atau tidak?” Seohyun menghela nafasnya lalu membuka sedikit retseleting baju toganya.

#FLASHBACK

Sepasang manusia yang habis melihat secara langsung proses syuting pembuatan music video terbaru idola mereka sedang duduk disebuah tempat yang biasanya didatangi orang-orang dengan kekasihnya. Sebuah menara cantik dengan lampu warna-warni yang menghiasi menara ini kalau malam.
“Aku tidak pernah tahu Namsan Tower seindah ini kalau malam, kau sering kesini dengan Shinhye?”
“Panggil dia eonni, dia lebih tua darimu.” Sahut Yonghwa lembut.
“Mianhae, aku tidak tahu. Kau sering kesini dengan Shinhye Eonni?” Seohyun memberi penekanan pada kata Eonni agar Yonghwa puas mendengarnya, pria itu hanya terkekeh kecil mendengarnya.
“Anni, dia lebih suka pergi ke pusat perbelanjaan atau ketempat yang banyak makanannya. Kami kesini hanya beberapa kali, itupun karena aku yang memaksanya.”
“Ah jinjja? Sayang sekali dia melewatkan tempat ini.”
“Kau sering kesini kalau siang hari?”
“Eum, bersama Yoona dan Minho tentunya. Kalau malam, kami lebih suka menghabiskan waktu dirumahku.”
“Tidak dengan Kyuhyun hyung?” Seohyun menoleh kearah Yonghwa, pria itu sedang menunduk. Kenapa? Tidak biasanya seperti ini, biasanya pria ini akan berteriak sama sepertinya bahkan saat ia tidak memanggil Shinhye dengan sebutan eonni ia tak membentaknya seperti biasa.
“Aku tidak pernah kesini dengannya sekalipun, Wae?”
“Kau bukan sepupunya kan?” Seohyun langsung terdiam, ia tahu darimana? Apa ada pemberitaan lagi? Kalau di ingat-ingat sepertinya Tiffany pernah mengatakan hal yang sama. Ah biar saja semua tahu, itu bukan masalah besar lagi baginya.
“Eum.. maaf sudah membohongimu, aku hanya takut ada salah paham saat itu.”
“Gwaenchana, kau menyukainya? Sebagai pria bukan idola.”
“Wae? Kau cemburu eoh?” Ledek Seohyun dengan senyuman menggoda.
“Ne.” Seohyun tersenyum kaku, matanya fokus pada pria disampingnya. Pria itu menghela nafas nya sekali lalu menghembuskannya perlahan. “Seohyun-ah, kau tak ingat kalau aku pernah menyatakan kalau aku menyukaimu? Aku bersungguh-sungguh saat itu tapi kau malah pergi. Kali ini tak akan aku biarkan kau pergi satu centipun dariku!” Senyum Seohyun memudar, ternyata perkataan Yonghwa saat itu bukan sebuah candaan. Tapi saat ia mengatakan itu dulu, ia masih bersama Shinhye. lalu apa maksudnya? “Kau mau kan menjadi kekasihku? Aku tidak pernah menerima kata tidak.” Seohyun masih belum menjawab, ia melihat kesekelilingnya lalu tersenyum kaku ke pria disebelahnya. Perasaan gugup yang berbeda jika dibandingkan dengan pernyataan Kyuhyun sebelumnya, kali ini ia lebih merasa risih padahal ia terang-terangan mengakui kalau pria inilah yang sudah menarik perhatiannya dan selalu mengatakan kalau pria ini lebih tampan dan romantic dibanding seorang Kyuhyun.
“Oppa.. maaf aku tidak tahu harus bagaimana saat ada yang mengatakan kalau ia menyukaiku, aku bukan gadis cantik, bukan gadis yang lembut ataupun seperti gadis impian biasanya.”Ucap Seohyun lembut.
“Kau memang tidak memiliki wajah secantik gadis-gadis cantik didunia ini dan kau adalah gadis terkasar yang pernah aku temui, tapi aku tulus menyukaimu, aku menyukai cara kau berekspresi, cara kau mencintai Heechul hyung setulus mungkin, aku fikir kalau dengan Heechul hyung kau bisa seperti itu, mungkin dengan ku kau juga bisa seperti itu.” Seohyun hanya memandang teduh Yonghwa, ia bahkan baru menyadari kalau ia sudah terlalu mencintai Heechul dan orang-orang disekelilingnya yang melihat itu ikut merasakan ketulusannya pada Heechul. “Seohyun-ah, kau mau kan menjadi kekasihku? Aku memang tak setampan Heechul hyung, tapi aku akan berusaha agar kau bisa mencintaiku seperti kau mencintai Heechul hyung.”
“Oppa aku..” Seohyun tak sengaja berdiri dan menjatuhkan ranselnya sampai beberapa isi dalam ransel itu keluar, sebuah kotak kecil berwarna merah yang pernah eomma nya berikan ikut keluar dan isi dari kotak itu sedikit terlihat. Dengan sigap Seohyun mengambil kotak itu lalu duduk kembali, melihat isi dalam kotak yang tak pernah ia lihat sedikitpun. Sebuah kalung cantik berlapis emas putih dengan ukiran Hanzi nama sang idola, Kyuhyun rupanya sudah lama menyiapkan hadiah ini hanya saja ia tak pernah sempat memberinya pada Seohyun karena memang belum ada saat yang tepat. Begitu terharu melihat kalung ini, walau sebenarnya ia sudah memilikinya dirumah dengan tiga ukuran yang berbeda-beda. Ini bukan karena hadiahnya, tapi karena ia tiba-tiba mengingat sebuah janji yang mengikatnya, janji yang tak boleh ia langgar lalu bagaimana dengan pria yang sedang memohon disampingnya?
“Seohyun-ah.” Ucap Yonghwa pelan, Seohyun menatap Yonghwa dengan senyuman termanisnya walau dengan mata berkaca-kaca, merapihkan isi ranselnya lalu membungkuk pada Yonghwa dan langsung berlari meninggalkan pria itu dengan kalung cantik ditangannya.
“Kyu… Mianhae~”

#FLASHBACK OFF!!

Tanpa memandang pria yang sedang kesal setengah mati disampingnya, ia justru memberi smirk menyeramkan lalu memperlihatkan kalung yang menggantung dilehernya. Ia sengaja membuka retsleting baju toganya agar kalung cantik itu terlihat.
“Menurutmu?” Kyuhyun tersenyum lebar kali ini, ingin lebih mendekat kearah gadis itu tapi gadis itu justru sudah mengepalkan tangannya kuat-kuat didepan wajahnya. “Berani memeluk dan menciumku, aku akan berlari kerumah Yonghwa Oppa dan mengatakan kalau aku mencintainya.”
“YA! Bagaimana kau bisa bicara seperti itu pada kekasihmu yang tampan ini?”
“Tsk siapa yang kekasih siapa? Aku bahkan belum menjawab pernyataan Yonghwa Oppa. Ah aku benar-benar tidak mengerti kenapa dua orang ini sangat menganggu kehidupan cintaku dengan Heechul oppa.”
“Kau tidak berniat menerimanya kan? Berani menerimanya aku akan menciummu sekarang juga!!”
“Eiiy otakmu kotor sekali, kau rupanya sering ikut menonton film-film menyeramkan itu bersama Eunhyuk Oppa eoh? Aigoo~”
“A..Anni! Tapi aku serius, kau tidak akan menerimanya kan?” Seohyun hanya tersenyum lalu mencubit pipi gembul disebelahnya gemas.
“Tentu tidak, aku kan sudah memiliki kekasih.”
“Jinjja? Akhirnya masa aku menunggumu berakhir.” Riang Kyuhyun, seandainya ia tidak didalam mobil dan terikat sabuk pengaman mungkin ia sudah melompat-lompat riang.
“Ye? Siapa bilang aku jadi pacarmu? Pacarku itu Heechul Oppa, ah Siwon Oppa juga.” Ekspresi Kyuhyun berubah datar, sifat menyebalkan Seohyun keluar lagi. Selalu membawa dua hyungnya saat ia merasa terbang dan membuatnya jatuh dalam sekejap. “Wae? Ah~ baiklah-baiklah kau jadi pacar ketigaku.”
“YA! Aku yang pertama!!”
“Tsk kau mau tidak? Kalau tidak mau yasudah, memiliki Heechul Oppa dihatiku sudah sangat cukup untukku.”
“Baiklah-Baiklah! Aku rela dianggap pacar ketigamu! Daripada tidak sama sekali. tapi hanya aku yang pacar asli mu! Tidak boleh ada yang lain!!”
“Aigoo~ kau cemburuan sekali.”
“Ah ya Kenapa kau menangis saat aku datang kerumahmu? Kau menangis karena ini?” Seohyun mengangguk ragu, memang aneh karena ia menangisi sesuatu yang menurutnya hal sepele tapi membuatnya benar-benar kebingungan setengah mati.
“Kau tidak perlu menangisi ini lagi, aku tahu sejak awal kau memang memilihku.”
“Tsk siapa yang memilihmu secara sengaja, saat itu aku hitung kancing untuk memutuskan siapa yang aku pilih. Kau beruntung karena kacing bajuku hilang satu, pede sekali!”
“Aish!! Kenapa ada gadis aneh sepertimu didunia ini.” Kyuhyun mengacak rambutnya frustasi, sedangkan Seohyun malah tertawa puas melihat ekspresi kesal Kyuhyun. “Ah aku hampir lupa, secepatnya kita harus memberitahu hubungan kita pada member yang lain dan manager hyung.” Tawa Seohyun menghilang dalam sekejap, bertemu member Super Junior?! Ada Heechul dan Siwon juga?!!
“Sirheo!! Aku hampir mati saat bertemu mereka di lokasi syuting. Kalau bertemu mereka di dorm aku akan benar-benar kehilangan nyawaku!”
“Aku serius. saat semua member memiliki kekasih, mereka akan membicarakannya ramai-ramai dan memberi saran bagaimana baiknya agar tidak menyakiti perasaan ELF atau tidak terkena masalah dengan petinggi SM.” Seohyun menghela nafasnya, berfikir betapa banyak orang yang akan ia sakiti sampai mereka tahu kalau ia adalah kekasih seorang Cho Kyuhyun. Ia sudah merasakan betapa sakitnya saat melihat Siwonnya didekati gadis genit atau bencinya saat ia melihat Hechul terlalu dekat dengan Gunhee, pasti fans Kyuhyun yang lain merasa tersakiti juga.
“Baiklah, aku harap aku tidak menyakiti perasaan jutaan ELF saat mereka tahu nanti.”
“Tidak akan, semua fans ku adalah fans terbaik di dunia ini. Hanya kau saja fans kami yang kasar dan menyeramkan.”

TBC…

Tinggalkan komentar