[FF//SEOKYU] I’m Not Interested About Love CHAPTER -7

I’m Not Interested About Love
Main Cast: Seo Joohyun, Cho Kyuhyun,
Other Cast : Choi Minho, Im Yoona, Tiffany Hwang.
Title : I Just Like U, Please Believe It…
Author : tynamusshee

…-Happy Reading-…

Beberapa minggu berlaru setelah kejadian miris seorang gadis, perlahan ia melupakan kejadian menyakitkan hati itu. Beruntung ia sedang sibuk mempersiapkan ujian kelulusannya jadi ia tak ada waktu untuk terus mengingat pria itu. Yoona juga sudah menjauhkan diri dari para penggosip itu karena ia lebih memilih bersama dua sahabatnya, bahkan ia pindah tempat duduk menjadi tepat dihadapan Minho dan Seohyun. Gadis yang jadi bahan aniaya Seohyun dikantin saat itu, sempat melaporkan Seohyun ke para guru dan Seohyunpun mendapat surat peringatan satu dari sekolah.
“Sepulang sekolah nanti langsung kerumahku saja, kita kerjakan soal-soal ini. Ah kepalaku sakit melihat rumus-rumus ini.” gerutu Seohyun sambil melempar pensilnya keatas meja.
“Arraseo, aku juga lebih suka mengerjakannya dirumahmu daripada disini.” sahut Minho lalu mengambil komik terbarunya.
“Aku ikut~”
“Tentu, kau juga. Kau memangnya mau tidak lulus sendirian?” ucap Minho menanggapi ucapan Yoona tanpa menatap gadis itu sedetikpun, kalau sudah ada komik ditangannya matanya akan terus fokus kesana.
“YA! Kenapa bicara begitu? Jahat sekali. Seohyun-ah, apa Yonghwa pernah mengirimi mu pesan setelah hari itu?”
“Eumm.. iya, kami sempat berkirim pesan beberapa kali. Ia hanya memberitahuku kalau ia harus ke Jepang dan kalau ia sudah kembali ia akan menemuiku lagi.”
“MWO? Apa pria itu gila?! Mau apa lagi menemuimu? Tsk. aku sangat sangat membenci kekasihnya yang centil itu, sampai bertemu lagi dengannya aku akan merusak make-up tebalnya dengan kaos kaki Minho.”
“YA! Kenapa harus kaos kakiku? Pakai saja milikmu sendiri.” Minho memukul kepala Yoona dengan komik yang dipegangnya.
“Kaos kaki ku tak sebau milikmu! Biasanya kaki pemain bola itu tak sedap untuk dihirup.”
“Aish jinjja! Mau mencium kakiku eoh?!” Kaki Minho sudah naik sebelah, bahkan membuka sepatunya. Teman sebangku Minho tak peduli dengan kegaduhan dua temannya, ia sedang sibuk menyalin rumus-rumus dari buku Minho ke buku miliknya.
Seseorang menggebrak meja Seohyun dan Minho, hanya Minho dan Yoona yang menoleh sedangkan orang yang jadi sasaran asli kemarahan orang itu masih sibuk dengan tugasnya sendiri.
“YA Seo Joohyun! Kau masih mau hidup eoh?” ketus gadis itu dengan tangan yang sudah terlipat didepan dadanya.
“Tentu, wae?” sahut Seohyun santai bahkan terlalu santai.
“Tsk. Jauhi Kyuhyun Oppaku! Aku tahu kau bukan sepupunya!!”
“Lalu?” Gadis berperawakan seperti boneka itu semakin geram dengan tingkah acuh Seohyun.
“Jangan temui dia lagi!! Kau mengerti?!”
“Tentu. Ah Minho-ya, kalau soal ini kau pakai rumus yang mana? Mataku sakit melihat tulisanmu yang keriting seperti mie.” Yoona ingin tertawa terbahak-bahak melihat betapa malangnya nasib Tiffany yang diacuhkan Seohyun sejak tadi. Padahal gadis itu sedang memaki Seohyun habis-habisan.
“YA! Ini tulisan calon dokter. Kau pakai saja rumus yang sama dengan soal contohnya.”
“SEO JOOHYUN!!! Kau dengar aku tidak?!” Tiffany berteriak sekencang mungkin, nafasnya memburu seperti orang habis lari marathon 3KM.
“Dengar.. dengar! Tidak perlu berteriak! Kau fikir aku tuli!!” Seohyun melanjutkan aktifitasnya, menuliskan angka-angka kedalam buku tulisnya.
“Hey Tiffany, lebih baik kau duduk saja ditempatmu. Percuma kau berteriak sampai pita suaramu pecah, Seohyun tak akan mendengarkanmu.” Ucap Minho dengan tawa yang hampir pecah, pria cool seperti Minho tidak boleh tertawa lepas ditempat umum. Imej adalah yang utama.
“YA Seohyun!! Tsk, bagaimana kau bisa dekat dengannya eoh? Sampai kau diajak ke studio Radio star? Kau fikir kau siapa?!” Rupanya Tiffany tak menggubris perkataan Minho, ia masih saja membentak Seohyun.
“Molla. Ah kkeut!! Eo? Tiffany? Ada apa?” Tanya Seohyun dengan senyuman polos lalu menutup buku tulisnya dan Minho.
“Aish aku bisa gila berurusan denganmu.”
“Aku akan mengantarmu ke rumah sakit jiwa kalau begitu.”
“Sekarang dengar eoh! Kau fikir kau siapa dekat-dekat dengan Kyuhyun?” Bentak Tiffany disertai dengan sentilan didahi Seohyun, cukup kuat sampai kepala Seohyun terdorong kebelakang.
“Tsk. Kau sudah tahukan kalau aku bukan sepupunya? Kau fikir saja sendiri aku siapanya. Kaja kita makan siang, cacing diperutku sampai kalah berisik dengan gadis ini.” Mereka bertiga meninggalkan Tiffany yang mematung, karena ia belum mendapatkan jawaban yang ia mau. Ia mengejar Seohyun, lalu menarik lengannya. Cukup menghentikan langkah Seohyun dan dua sahabatnya yang sedang berjalan.
“Wae? Kau mau ikut? Maaf tapi aku lebih suka makan diatas mangkuk daripada diatas kepalamu.”
“Siapa yang mau makan dengan gadis kecentilan sepertimu eoh? Jawab aku! Kau punya hubungan apa dengan Kyuhyun?!!”
“Aku tak akan memberitahu hubungan apa yang kami miliki pada gadis penggosip sepertimu. Tolong jauhkan tanganmu dari lenganku, aku alergi dengan tangan penggosip.”
“Tsk. Kau tinggal katakan saja, apa susahnya eoh? Kau mau aku buat luka-luka hanya karena ini?”
“Aku akan menyebutnya satu kali dan perlahan, dengar baik-baik. Aku… teman dekatnya, sangaaaat dekat! Puas? Cepat menyingkir, aku lapar!” Tiffany langsung berlari kerumunan gadis-gadis dikelasnya, Seohyun sudah tak peduli dengan gossip-gosip murahan yang menghubung-hubungkannya dengan Kyuhyun.
“Kau tidak takut jadi perantara fans Kyuhyun?” Tanya Yoona sedikit khawatir.
“Anni, kenapa harus takut? Biar saja. Aku sedang memikirkan caranya lulus dengan nilai terbaik. Tak ada waktu untuk memikirkan hal semacam itu” Minho mengacungkan ibu jarinya tinggi-tinggi dan kembali berpose cool bak seorang model berjalan diatas catwalk. “Aku harus membuat Heechul Oppa bangga.” Lanjut Seohyun.
“I Jashikiya!” Minho yang sudah berpose Cool melayangkan kepalan tangannya diatas kepala Seohyun yang sedang tersenyum malu dengan kedua tangan diatas pipinya.
“Kaja aku sudah kelaparan sampai mau mati rasanya.” Seohyun menarik lengan kedua sahabatnya, berlari menuju kantin secepat mungkin karena waktu istirahat yang akan habis. Beruntung ada meja kosong yang cukup untuk mereka bertiga.
“Minho-ya, cepat pesan! Aku ramyeon saja.”
“Nado.” Minho mendesis kearah sahabat-sahabatnya dan pergi membeli ramyeon.
“Seohyun-ssi, ada yang datang mencarimu.” Seseorang menepuk bahu Seohyun, lalu menunjuk seorang pria besar dengan jaket tebal, kacamata hitam,topi dan masker. Terlihat seperti pencuri!
“Eo? Gamsahaeyo Jinwoon-ssi. Siapa dia?” bisik Seohyun pada Yoona yang duduk dihadapannya. Pria itu menundukan kepalanya seraya berterima kasih pada Jinwoon yang sudah repot-repot mengantarnya bertemu Seohyun, ia berjalan kearah Seohyun dan duduk tepat disebelah Seohyun.
“Nuguseyo?” Tanya Seohyun ramah.
“Ini aku.” Pria itu berbisik ditelinga Seohyun, sengaja agar orang-orang disini tak ada yang menyadari kehadirannya.
“YA! BABO-YA!! Kenapa kesini?” Seohyun mengecilkan suaranya, hanya terdengar seperti bisikan ditelinga pria itu.
“Ada yang ingin aku katakan padamu.” Bisik pria itu lagi.
“Kaja ikut aku, sangat berbahaya disini. Yoona-ya, aku pergi sebentar.” Seohyun menggenggam lengan pria tertutup itu, membawanya ketempat yang kosong tak berpenghuni. Mereka sudah berada diatas sekolah atau kata lain diatas loteng yang memang tak pernah dikunjungi siapapun kecuali tiga manusia kurang waras yang suka berteriak tak jelas dari atas sini.
“Lepaskan peralatanmu, disini aman.” Pria itu melepas peralatannya seperti masker dan kacamatanya lalu menatap khawatir kearah gadis dihadapannya.
“Ada yang ingin aku katakan padamu dan aku mohon padamu untuk selalu percaya padaku.”
“Tentang apa?”
“Seo Joohyun, teman dekatku yang aku kenal saat aku pertama debut, teman yang selalu menghinaku, teman yang selalu memukulku, temanku yang tak cantik, teman..”
“YA! YA! Kau kesini untuk menghinaku eoh?!”
“Dengar dulu! Tsk.” Seohyun mengangguk, Pria dihadapannya menarik satu tarikan nafas dan menatap ragu kearahnya.
“Seohyun-ah, kau harus dengar dan percaya pada kata-kataku eoh? Yakseo?” Pria itu menjulurkan jari kelingkingnya pada Seohyun dan tangan sebelahnya memegang bahu Seohyun. Seohyun pun mengikat kedua kelingking mereka tapi tak langsung dilepaskan karena pria itu tak mengizinkannya.
“Ne.. Ne.. palli!!”
“Ah bagaimana mengatakannya. Eum Seo Joohyun, Aku sangat menyukaimu, anni aku sangat mencintaimu. Sejak kita bertemu dulu, aku tahu kau masih sangat kecil saat itu dan kau pasti tidak menganggap apa yang aku katakan dulu karena kau pasti belum mengerti apa itu. Tapi aku bersungguh-sungguh dengan perasaanku dulu dan sekarang. Aku benar-benar mencintaimu, kau percaya padaku?” Mata Seohyun membulat dengan bibir yang sedikit terbuka saking terkejutnya. Apa ini? jantungnya berdegub sangat kencang dan suhu tubuhnya terasa panas. Ia menatap kearah mata itu, mata yang berkata sungguh-sungguh tak ada kebohongan disana.
“Kyu..”
“Aku mohon kau percaya padaku, apapun yang terjadi nanti aku mohon kau harus percaya padaku kalau aku hanya menyukaimu.”
“Ke.. kenapa menyukaiku?” Tanya Seohyun polos, ia terlalu terkejut dengan ucapan pria ini. tak menyangka kalau ia menyimpan perasaan padanya selama ini. Jadi inikah alasan kenapa ia selalu sengaja bertemu Seohyun saat ia tampil di setiap acara musik, ini juga alasan pria ini tak mau jauh darinya dan sering mengatakan kalau ia harus menyukainya seperti ia menyukai Super Junior member yang lain. Seohyun selalu tak menyadari sinyal-sinyal yang sering Kyuhyun berikan padanya, karena ia terlalu fokus pada dunia fangirlingnya dan menganggap kalau Kyuhyun adalah teman dekatnya.
“Karena memang aku hanya menyukaimu. Seohyun..”
“Tapi aku..” Potong Seohyun, matanya menatap intens ke kedua mata pria dihadapannya.
“Aku tahu mungkin aku hanya teman dekat untukmu, tapi biarkan kita tetap seperti biasa dan biarkan aku menunggumu. Kau hanya perlu percaya kata-kataku, ingat tidak?! Seohyuni, sekali lagi aku katakan padamu kalau hanya kau yang aku sukai di dunia ini. Jangan dengarkan apa yang orang lain katakan tentangku nanti, yang harus kau lakukan adalah percaya pada perasaanku. Saranghae Seohyuni” Kyuhyun mengecup dahi Seohyun lembut, cukup lama. Air mata Seohyun tak sengaja menetes saat merasakan bibir Kyuhyun menempel didahinya cukup lama. Ia melepas kecupannya didahi Seohyun lalu menghapus butiran yang ada dipipi Seohyun, menatap ke mata gadis itu dengan senyuman manisnya.
“Kau sangat cantik kalau pipimu memerah. Seohyun, aku harus segera pergi. Kaja ada yang menungguku diluar sekolahmu.” Kyuhyun kembali memakai peralatan terorisnya, menggegam lengan mungil itu dan membawanya ke depan gerbang sekolah. Gadis itu masih diam melihat kepergian Kyuhyun dengan mobil hitamnya, sepertinya Kyuhyun bersama orang lain di mobil itu. Karena Kyuhyun tidak duduk dikursi pengemudi. Dengan kaki gemetar, Seohyun melangkah kedalam kelasnya. Menatap kosong orang-orang disekitarnya bahkan Tiffany and the gang sedang menghinanya mati-matian tapi fikirannya masih kosong. Setelah sampai ditempatnya, ia memegang dahinya yang masih sangat terasa kecupan disana.
“Seohyun-ah, gwaenchana? Apa yang pria aneh itu lakukan padamu?” seru Yoona khawatir, begitupun Minho yang langsung memegang bahu Seohyun.
“YA! Apa yang dia lakukan padamu eoh? Kenapa wajahmu memerah? Kau menangis?”
“Dia bilang.. dia bilang.. dia menyukaiku.” Sahut Seohyun dengan suara sangat pelan, hanya mereka bertiga yang mendengar suara Seohyun.
“Memang tadi siapa?” Tanya Minho dan Yoona kompak.
“Kyuhyun.”
“MWO?! JINJJA?!!” Histeris Yoona seperti biasa dengan sigap Minho menutup bibir Yoona agar tidak kelepasan dengan kata-katanya.
“Aku harus bagaimana?” lirih Seohyun menatap kedua sahabatnya sambil terus memegang dahinya.
“Kita bicarakan saja dirumahmu, sangat berbahaya disini.”

-SeoHyunim-

Kedua pasang mata sedang menatap serius gadis pemilik rumah, mereka tak bisa berkata apa-apa setelah gadis itu menceritakan semuanya. Bukankah sangat luar biasa seorang artis besar yang sedang berada dipuncaknya mengatakan cinta pada salah satu sahabat mereka, tak menyangka kalau gadis menyeramkan ini yang dipilih. Padahal bisa saja ia mengencani idol wanita yang lebih cantik dan lembut, bukan gadis dengan pipi chubby dan kasar seperti Seohyun.
“Aku iri padamu, aku yang mengidolakan dia tapi justru kau yang mendapatkan hatinya.” Lirih Yoona sambil menundukan kepalanya dan sesekali memainkan ujung kemeja sekolah nya.
“Dia terus mengatakan aku harus percaya padanya apapun yang terjadi, memang apa yang akan terjadi?”
“Kau khawatir? Aku rasa memang akan terjadi sesuatu, kau bersiap saja. Apa saja yang ia lakukan padamu eoh? Kau belum menjawabnya sedari tadi.” Ucap Minho mulai serius, bahkan komik yang dipegangnya tak ia hiraukan.
“Ia menciumku..” jawab Seohyun sambil menunduk malu.
“JINJJA???!!!!” Kompak Minho dan Yoona. Melihat temannya ini malu-malu mengucapkan itu, satu-satunya pria diruangan ini sudah tahu apa yang dirasakan sahabat dekatnya.
“Dimana? bibir? Dahi? Pipi? Tangan?” Seru Yoona. Seohyun menunjuk dahinya ragu, setiap mengingat kejadian itu pipinya kembali memerah.
“HAAAAA~ Aku iriiii!! Seohyun-ah kalau kau tidak mau menjadi kekasih Kyuhyun Oppa, biar aku saja! aku akan langsung menerimanya.” Gaduh Yoona seperti biasa.
“Ke.. Kekasih?”
“Tentu, saat seseorang menyatakan perasaannya kebanyakan dari mereka pasti mengharapkan kalau orang itu menjadi kekasihnya. Kau belum mengalami hal ini eoh?” Seru Minho sang ahli percintaan. Seohyun menggeleng, karena ia memang belum pernah merasakaannya. Saat ia menyukai Heechul, ia masih sangat kecil dan belum mengerti apapun. Kini ia sudah beranjak dewasa, ia malas mengenal apa itu menyukai seorang pria. Baginya menyukai Heechul adalah hal terpenting dan tak boleh ada yang mengusik itu. Walaupun sekarang, setitik perasaan untuk Heechul ia bagi pada seorang pria yang sudah memiliki kekasih.
“Ah Seohyun-ah~ Aku iri~~” rengek Yoona kesekian kalinya.
“YA! Berisik sekali kau!! Tapi ia tidak bilang ingin menjadi namja chinguku. Ia hanya berkata agar aku percaya padanya dan ia akan menungguku. Aku benar-benar bodoh masalah ini.”
“Maja!! Karena kau terlalu sibuk memikirkan Heechul hyung!! Kau sampai lupa kehidupanmu sendiri. Dengar ya, kau itu butuh pendamping dan Heechul hyung bukanlah orang itu. Mungkin saja orang itu diantara Kyuhyun hyung atau Yonghwa inma itu.” Ucap Minho bersemangat, ia gemas sekali melihat temannya yang tergila-gila pada Heechul sampai melupakan perasaan pribadinya.
“Tapi Heechul Oppa adalah hidupku, tanpa dia aku bisa mati.”
“YA!!”
“Seohyun-ah, lalu apa kau mau menjadi yeoja chingu Kyuhyun Oppa?” Tanya Yoona dengan nada penuh kesedihan.
“Aku belum tahu. Untuk saat ini aku tak ada waktu untuk itu, sekarang fokusku untuk masuk universitas Inha. Agar aku bisa menjadi adik angkatan Heechul Oppa.” Minho mengacak rambut tebalnya frustasi, apapun yang dilakukan sahabatnya ini selalu berujung pada Heechul. Tapi Minho agak setuju dengan pemikirinnya, sekarang yang harus mereka fikirkan adalah tes masuk Universitas.
“Kau benar, kita harus berusaha keras agar bisa masuk kesana. Kita harus tetap bertiga!” Seru Minho lebih bersemangat dari sebelumnya.
“Wae? Kau tak bisa jauh dariku Minho-ya?” Ucap Yoona dengan nada menggoda.
“Micheoseo? Aku malas berteman dengan orang lain selain kalian berdua. Kita ini sudah seperti saudara.” Seru Minho sambil merangkul kedua orang gadis yang sudah menjadi sahabat terdekatnya. Kedua gadis itu tidak menolak pelukan Minho seperti biasa, mereka justru saling berpelukan. Tak menyangka persahabatan mereka yang sudah terjalin selama enam tahun membuat salah satu dari mereka bahkan malas memiliki teman lain. Ya karena kapten sepak bola yang memiliki karisma luar biasa ini tidak suka di dekati gadis-gadis genit disekolahnya.
“Berjanjilah kita selalu bersama.” Ucap Yoona dengan senyuman cantik diwajahnya.
“Tentu. YA Im Yoona, sampai rahasia ini bocor kemana-mana aku tak akan memaafkanmu lagi.” Minho mengangguk menyetujui, ia hampir lupa kalau sahabatnya satu ini memiliki bibir selicin belut. Seohyun kembali berfikir, memangnya apa yang akan terjadi pada Kyuhyun setelah ini. kenapa ia harus mempercayai perasaaan pria itu? ingin membuang rasa khawatir dihatinya, tapi semakin ia mencoba justru semakin besar rasa khawatir itu datang.
Saking lelahnya mengerjakan soal-soal latihan masuk universitas, mereka sampai tertidur diruang TV dengan buku yang menutupi wajah masing-masing. Minho yang tertidur dibawah meja sambil memeluk buku pelajaran dan komik diwajahnya, Seohyun yang menggunakan buku sebagai alas kepalanya dan Yoona yang tertidur diatas sofa dengan kaki naik sebelah tak lupa buku yang menutupi wajahnya. Kondisi yang mengenaskan untuk seorang pelajar yang rela belajar mati-matian demi masuk satu universitas yang sama. Salah satu dari mereka membuka matanya perlahan, merenggangkan tubuhnya yang terasa sakit karena tidur dengan posisi terduduk dengan kepala diatas meja. Melihat kearah jam di ponselnya, rasa kantuk langsung menghilang.
“YA! YA! Ireona!!! Kita hampir terlambat!!!” Ucapnya panik, hanya tinggal satu jam lagi sebelum gerbang sekolah ditutup.
“Apa?” Tanya Yoona sambil melempar buku yang menutupi wajahnya dan tak sengaja mengenai wajah Seohyun.
“YA! PALLI!! Kita terlambat!!!!”
“MWO?! Auwh, wajahku.” Ringis Minho yang harus mencium kolong meja dengan wajahnya dan keluar dari kolong meja perlahan sambil memegangi wajahnya yang nyeri.
“Ya Cho Kyuhyun, kenapa datang pagi-pagi?!”
“Wah wah Kyuhyun Oppa annyeonghaseyo.” Yoona langsung membangkitkan tubuhnya, rasa kantuk tiba-tiba hilang mendengar teriakan Seohyun. Melihat keseisi rumah tak ada batang hidung Kyuhyun sama sekali, matanya memincing tajam kearah Seohyun yang mulai sibuk memasukan buku-buku miliknya kedalam ransel.
“Yoona, kau mandilah dikamarku. Minho, kau dikamar mandi dekat dapur dan aku dikamar orang tuaku. Palli palli, nanti aku buatkan roti isi untuk kalian.”
“Arraseo!!” Seru Minho langsung menuju ke kamar mandi, mendengar nama roti isi disebut semangatnya langsung datang.

TBC….

Tinggalkan komentar