[FF/SEOKYU] I’M NOT INTERESTED ABOUT LOVE CHAPTER – 13

I’m Not Interested About Love
Main Cast: Seo Joohyun, Cho Kyuhyun,
Other Cast : Choi Minho, Im Yoona, Jung Yonghwa.
Title : Why You Love Me?
Author : tynamusshee

“Yonghwa Oppa.” Bisik Seohyun saat baru saja keluar dari mobil Kyuhyun. Seorang pria yang menggunakan kemeja yang senada dengannya dan celana jeans hitam, kalau berjalan beriringan mereka seperti sepasang kekasih. Melangkah perlahan, semoga saja pria itu melewatinya begitu saja dan tidak mengajaknya bicara satu hurufpun. Tapi harapan Seohyun tak terkabul, pria itu semakin mendekat kearahnya.. mendekat.. dan akhirnya sudah berdiri disampingnya.
“Kau mau kemana?” Tanya nya ramah.
“A.. Aku mau ke Supermarket dekat sini, kau darimana?” Sejujurnya Seohyun malas bertemu orang ini. merutuki nasibnya yang kurang beruntung karena harus bertemu dengan pria yang benar-benar ingin ia hindari bahkan tak ingin ia temui lagi.
“Ah~ Aku habis bertemu seseorang, mau aku temani?” Belum menjawab pertanyaan Yonghwa suara klakson mobil sudah mendahuluinya, suara klakson yang cukup keras dan sangat jelas kalau pemilik mobil itu sedang kesal. Seohyun menjulurkan lidahnya kearah mobil berisik yang baru saja melewatinya. Sengaja melakukan itu agar pemilik mobil tidak salah paham atau berfikiran yang tidak-tidak dengannya. “Kau mengenal pemilik mobil tidak sopan itu eoh?”
“Dia kekasihku, aku habis dari rumahnya.” Tembakan yang tepat, Yonghwa hanya bisa mematung dan menghentikan langkah bersemangatnya, mendengar perkataan Seohyun yang membuatnya bagai tersambar petir disore hari.
“Kekasih?” Seohyunpun reflek ikut menghentikan langkahnya, lalu mengangguk beberapa kali dengan senyuman manis diwajahnya. Tanpa peduli sedikitpun dengan perasaan orang disampingnya.
“Ne, dia kekasihku. Kami sudah berpacaran cukup lama, eum.. bahkan sebelum aku tes masuk perguruan tinggi.” Sebuah tangan mencengkram cukup kuat pergelangan tangan Seohyun tanpa memandang gadis itu sedikitpun. Secara resmi hubungan Seohyun dengan Kyuhyun baru sekitar kurang dari satu bulan, hanya saja Seohyun menganggap kejadian Kyuhyun berlutut dihadapannya, memohon agar gadis itu menjadi kekasihnya adalah hari pertama mereka menjadi sepasang kekasih.
“Kenapa tidak mengatakan ini sebelumnya?” Ucap Yonghwa agak kesal, merasa tertipu. Itulah yang ada dibenaknya saat ini. andai saja Seohyun mengatakan padanya kalau ia sudah memiliki kekasih sebelum kejadian itu, ia tak akan sekesal ini.
“Apa yang harus aku katakan? Ini bukan sesuatu yang harus di umbar-umbar. YA tanganku sakit! Aish kasar sekali.” Sahut Seohyun santai sambil melepas paksa peregelangan tangannya yang berada di cengkraman Yonghwa.
“KENAPA TIDAK MENGATAKANNYA?!” bentak Yonghwa tiba-tiba, membuat orang-orang disekitar mereka mendapat tayangan drama secara langsung didepan mata mereka.
“Waeyo~? Ini bukan sesuatu yang harus diketahui semua orang, bahkan kedua sahabatku saja tidak mengetahuinya sama sekali. michinom! Kau tidak malu eoh berteriak seperti ini ditempat umum? Aigoo~” Yonghwa menghela nafasnya dan mulai berfikir jernih. Benar kata Seohyun, sangat memalukan berteriak dan membentak seorang gadis di tempat umum apalagi gadis itu tidak ketakutan sama sekali, membuat harga dirinya jauh lebih jatuh.
“Maaf.” Ucap Yonghwa datar.
“Tentu, ah aku harus segera pergi. Kalau mau memarahiku nanti saja, annyeong.” Seohyun pergi begitu saja, tak peduli dengan seorang pria gila hormat yang ia tinggalkan di pinggir jalan seperti orang bodoh, tak peduli jika orang itu membencinya karena sikapnya yang tidak sopan. Ia hanya ingin segera menghindar, takut sifat Yoona menurun padanya dan ia akan menyebutkan siapa kekasihnya. Ah itu bencana!

-SeoHyunim-

Matahari masih belum menampakan cahaya hangatnya, karena sang bulan masih ingin menemani para makhluk malam bersenang-senang. Termasuk tiga manusia yang tengah duduk manis diatas karpet berwarna merah dengan motif mawar putih, saling berbagi masalah masing-masing dan berbagi cerita menarik. Sudah lama sekali mereka tidak melakukan ini, terakhir kali adalah saat Seohyun menceritakan kalau Kyuhyun menyatakan perasaan padanya. Yoona yang dasarnya manja dan selalu ingin berbaring diatas paha Seohyun atau Minho kini membiarkan kepala besar Minho berbaring diatas bantal yang ia letakan diatas pahanya. Minho pun melakukan hal yang sama, membiarkan kepala Seohyun berbaring diatas paha kekarnya seperti biasa.
“Saat kita masuk kuliah nanti, jangan lupakan aku! Hanya kalian yang menerimaku dengan baik.” Rengek Yoona dengan sedikit aegyo, ada sedikit perasaan takut kehilangan dua sahabat tersayangnya ini. entah perasaan karena takut dua sahabatnya melupakannya atau karena hal lain, hanya saja perasaan khawatir itu sangat jelas.
“Kita satu jurusan babo! Tidak usah takut kami melupakanmu, mana mungkin aku melupakan otak kosong dan bibir cerobohmu.” Seohyun Mengangguk setuju, tak ada orang yang memiliki bibir seceroboh Yoona. Seandainya ia mengidolakan Kangin mungkin itu akan masuk akal.
“Yakseo?” Tiba-tiba mata Yoona berair, ia tidak bisa menyembunyikan rasa khawatir sedikitpun. Mungkin karena ia memang bukan tipe orang yang bisa menyimpan sesuatu sendiri.
“Kau kenapa eoh? Tidak perlu khawatir, kita akan selalu bersama seperti ini.” Minho menghapus air mata yang hampir jatuh dari pipi gadis itu, Seohyunpun langsung bangkit dan memeluk sahabatnya yang sedang kalut.
“Kita sudah seperti saudara kandung Yoona-ya, jangan menangis seperti itu. wajahmu jelek sekali!!” Minho mengikuti jejak Seohyun, memeluk kedua sahabatnya sangat erat bahkan sepertinya terlalu erat.
“Gomawo, aku menyayangi kalian.”
“Aku juga menyayangi kalian, aku akan melindungi kalian kapanpun”
“YA, tapi harusnya aku yang melindungi kalian. Aku pria satu-satunya disini.”
“Baiklah-baiklah kita saling melindungi satu sama lain. Yakseo?”
“Bi.. Sa kalian lepas pelukan kalian? Aku mulai sesak.” Rintih Yoona yang mulai kehabisan oksigen. Seohyun dan Minho hanya tersenyum jahat melihat Yoona yang mulai meraup oksigen sebanyak mungkin. Satu-satunya pria diruangan ini mengambil remote yang tak jauh dari tempat mereka, menekan tombol power dan mengambil bantal yang sempat ia jadikan alas untuk berbaring diatas paha Yoona.
“Kemarin aku dapat tempat duduk paling belakang saat menonton drama musikal Kyuhyun Oppa, aku tertipu temanku! Ia bilang ini posisi paling bagus, saat aku datang ternyata ia mengambil tempat yang aku pesan dan aku duduk ditempat yang ia pesan!! Kalau aku seberani kau, aku sudah menarik rambut pendek nya sampai lepas dari tengkorak kepalanya.” Seohyun sebenarnya ingin menertawai nasib Yoona, mudah sekali tertipu dan tak bisa melakukan apapun saat ia sudah tertipu. Perkataan Yoona ada benarnya, kalau ada Seohyun bersamanya gadis itu pasti sudah dilarikan kerumah sakit.
“Kalau kau mau menontonnya lagi, katakan saja padaku. Aku akan menemanimu.”
“Benarkah? Apa kita bisa ke backstage juga? Kau kan teman dekatnya, pasti di izinkan masuk kesana.”
“Aish kau mulai lagi. Mau aku temani tidak? Aku tidak mau kalau harus ke backstage, itu mengganggu privasinya. Bisakah kau bersikap lebih normal kalau kau memang mengidolakannya, memalukan!” Menjadi seorang fans bukanlah orang yang terus ingin bertemu dengan idolanya, bukan orang yang selalu menguntitnya kemanapun sang idola pergi, bukan juga orang yang selalu bertingkah mirip atau berpenampilan seperti sang idola tapi seorang fans yang benar adalah seseorang yang mampu mendukung idola mereka dikeadaan apapun, sejauh apapun dan tidak mengusik kehidupan pribadi idol masing-masing. Sepertinya Yoona belum memahami itu dengan baik, ia terlalu fanatik dengan Kyuhyun dan itu bisa saja membuatnya jauh dari Kyuhyun sendiri. “Jangan terlalu ingin tahu privasi dia, tidak baik.” Sebenarnya Seohyun ingin menasihati sahabatnya ini dan juga agar hubungannya tertutup rapat dari siapapun.
“Mianhae, aku terlalu menyukainya. Ia selalu ada difikiranku setiap aku senang maupun sedih, aku fikir aku benar-benar menyukainya.” Seohyun menoleh sebentar, sebenarnya ia yakin kalau Yoona juga termasuk dalam fans yang baik hanya saja kadang mulai memanfaatkan dirinya untuk lebih dekat dengan Kyuhyun bahkan ingin tahu segala sesuatu yang berhubungan dengan rahasia pribadi pria itu. Ia juga tidak pernah merasa cemburu kalau Yoona atau ELF lain mengakui kalau mereka menyukai bahkan sangat mencintai seorang Kyuhyun. Ia juga seorang fangirl, memahami betul perasaan seorang fangirl seperti apa.
“Benar! Berhenti meneriaki nama pria itu kalau kita ditempat umum!!! Itu memalukan!!! kau fikir dia akan mendengar teriakanmu. Michinom.”
“Seohyun, tapi berjanjilah mau menemaniku menonton drama musikalnya. Sekali saja, kalau ia tahu kau disana kita pasti mendapat tempat duduk paling bagus.” Seohyun menghela nafasnya lelah, bukan lelah karena habis berolahraga bukan juga lelah karena habis berkeliling membeli keperluan untuk mereka bertiga di Jeju. Tapi lelah menghadapi sahabatnya yang harus menggunakan otot untuk menjelaskan sesuatu.
“Sudah katakan iya saja, kau tidak lelah menghadapinya?”
“Hah terserah kau sajalah Im Yoona.”

-SeoHyunim-

Memandang keluar kamar, hamparan laut berwarna biru yang begitu cantik, beberapa batu karang yang terhempas kerasnya air laut dan suara laut yang membuat hati lebih tenang. Ingin cepat berlarian diatas pasir putih nan bersih atau sekedar duduk sambil menikmati indah nya pemandangan di pulau Jeju. Segera mengambil sweater merah dari dalam lemari pakaian lalu berlari ke kamar dua sahabatnya yang mungkin masih tidur. Sebelumnya mengambil kamera SLR yang ia sengaja siapkan untuk hari ini.
Tiba didepan kamar sahabat laki-lakinya, pria gagah dan kekar yang selalu melindunginya dari apapun, pria yang paling mengerti dia setelah Appa nya dan pria yang menjadi sahabatnya sangat lama. Mengetuk kamar itu perlahan…
“Minho-ya~”
“Eo masuk saja.” Membuka pintu kamar perlahan, ternyata pria itu juga sudah tidak sabar ingin meletakan kakinya diatas pasir pantai. Mengenakan celana se lutut dan t-shir berwarna merah darah tak lupa kamera SLR yang lebih professional dari Seohyun.
“Kajja.” Minho mengangguk lalu mengikuti Seohyun keluar kamar. Dan kini tinggal sahabat mereka yang paling centil, paling berisik, paling tidak bisa menjaga rahasia. Tapi ia sangat penyayang dan berhati lembut.
“JAJAN!!! Aku sudah siap!” Tangan Minho sudah mengepal didepan pintu dan disaat yang bersamaan gadis itu membuka pintu kamarnya. “YA singkirkan tanganmu.” Yoona menjauhkan tangan Minho yang hampir membuat benjolan didahinya. Stelan khas Yoona, celana pendek dan t-shirt tanpa lengan bermotif tak lupa topi pantai dan kamera kecil ditangannya.
“Baguslah, kajja!”
Berjalan beriringin diatas pasir lembut, menghirup udara yang begitu sejuk dan mendengarkan suara ombak yang terdengar merdu ketika menabrak karang. Mengambil gambar dari berbagai sisi dan terhenti pada dua subjek yang sedang mengambil gambar diri masing-masing.
“Minho-ya foto aku.” Yoona memang cocok menjadi model, tubuhnya sangat cantik seperti Barbie dengan wajah yang sangat menunjang untuk menjadi model. Tapi sayang ia tidak tertarik menjadi seorang model, walaupun pernah ada yang menawarinya untuk menjadi model iklan kosmetik tapi langsung ia tolak. Membidikan kamera yang ia pegang kearah dua sahabatnya, mencari engel yang tepat agar hasil gambarnya lebih indah. Hanya saja Seohyun tidak semahir Minho dalam menggunakan kamera. Puas mengambil gambar dua sahabatnya, ia lebih memilih duduk diatas pasir tanpa alas apapun.
“Seandainya ada dia disini. ah kenapa tiba-tiba aku memikirkannya.” Sebuah kecupan kilat dipipinya ketika ia menunduk untuk melihat hasil gambar bidikannya. Menoleh kearah kanannya, pria yang baru saja ia fikirkan sudah muncul disampingnya.
“Annyeong chagiya, kau merindukan aku eoh?” Seohyun hanya bisa mengedipkan matanya beberapa kali lalu terfokus pada dua sahabatnya yang mematung, tapi sepertinya Minho berhasil mengambil gambar saat pria disampingnya mencium pipinya.
“Kalian?” Yoona mematung seperti karang lalu terkena kerasnya air laut dan hancur.
“Aish habislah aku.” Seohyun menunduk pasrah, ia sudah tertangkap basah oleh dua sahabatnya sendiri. Dan bersiaplah bibir Yoona akan membeberkannya ke media ya minimal ke teman-temannya.
“Seohyun.. kalian?” Yoona langsung berlari kearah Seohyun dan Kyuhyun yang masih terduduk diatas pasir, menjatuhkan dirinya dihadapan mereka dengan mata memandang kosong kedepan.
“Maaf Yoona-ya, aku tidak memberitahu kalian sebelumnya.” Yoona kini memandang kearah Kyuhyun dengan tatapan polosnya.
“Oppa.. annyeonghasimka.” Seohyun bernafas lega, ia kira Yoona akan mengatakan hal yang tidak-tidak pada Kyuhyun.
“Aku sudah tahu, Yoonapun aku sudah beritahu hanya saja ia belum terlalu percaya. Kalau begini sudah jelaskan, aku memang pandai menebak. Ah mungkin aku bisa menjadi seorang paranormal atau detektif?”
“Mana ada kodok jadi seorang detektif.” Walaupun pandangan Yoona masih kosong ia mengangguk untuk menyetujui perkataan Seohyun.
“Mau aku foto?” Tanya Minho untuk mengalihkan kecanggungan yang tiba-tiba hadir.
“Foto aku dengan Kyuhyun Oppa.” Sahut Yoona polos, Minho menarik topi Yoona hingga menutupi wajah gadis itu.
“Tidak apa. Sekali saja eum, Yoona-ssi.” Yoona mendekatkan dirinya dengan Kyuhyun, berpose dengan dua jari yang ia letakan disamping matanya.
“Oke, nanti akan aku cetakan yang besar untukmu.” Seru Minho, Yoona langsung berdiri untuk melihat hasil gambar yang diambil Minho.
“UWAH! Minho-ya, kau hebat. Akan aku cetak dengan ukuran 10×5 meter ah bahkan akan jadikan wallpaper dinding kamarku.”
“Sekarang giliran kalian.” Ucap Minho pada dua orang yang masih terduduk. Dengan cekatan Kyuhyun menarik bahu Seohyun untuk dirangkulnya, Seohyun tak menolak dan langsung melihat kearah kamera. “Satu.. Dua.. Tiga..” Saat hitungan ketiga Kyuhyun langsung mencium pipi kanan Seohyun, ia tersenyum kaku saat merasakan Kyuhyun menciumnya mendadak terutama karena pria itu melakukannya didepan dua sahabatnya. “Wah scene yang bagus, bisa melakukannya lagi?” Yoona memukul lengan Minho pelan, ia merasa sedikit kesal dengan kejadian barusan tapi ia berusaha menerimanya karena gadis beruntung yang mendapatkan Kyuhyun adalah sahabatnya sendiri.
“Tentu!” Kyuhyun langsung memeluk Seohyun dan mengecup pipi Seohyun lagi.
“YA! Berhenti menciumiku!!! Cium kepiting saja sana!!” Seohyun berusaha melepas pelukan Kyuhyun, tapi Kyuhyun justru semakin erat memeluknya bahkan menyandarkan kepalanya pada bahu Seohyun seperti seorang anak yang bersandar pada ibunya.
“Daripada kepiting lebih baik aku saja.” Gerutu Yoona pelan, ia mengalihkan pandangannya dari sepasang kekasih yang masih bermesraan, walau sebenarnya tidak.
“Eish!!! Mana boleh!! Babo-ya!”
“Jangan memukul kepalaku!!” Satu kalimat protes dengan intonasi yang menunjukan kalau ia sedang kesal luar dalam hanya saja ia tahan dan berakhir dengan wajah dan matanya memerah. Ia menekuk lututnya dan membenamkan kepalanya diantara kedua kakinya. Tubuh Yoona agak bergetar, terdengar sesekali isakan-isakan kecil. Minho dan Seohyun saling menatap, mereka sudah tahu Yoona pasti menangis karena Kyuhyun. Perasaan bersalah tiba-tiba menghantui Seohyun, ia sudah tahu akan terjadi hal seperti ini makanya ia selalu menghindari kalau sampai Kyuhyun bertemu dua sahabatnya. Kyuhyun menahan tangan Seohyun agar gadis itu tidak menghampiri Yoona.
“Biar aku saja eum.” Kyuhyun perlahan menghampiri Yoona yang masih menekuk kedua kakinya. Duduk tepat disamping gadis yang masih menangis itu dengan kaki yang tertekuk juga. “Uljima Yoona-ssi.. Aku tidak suka ELF menangis karena aku. Aku bukan pria yang pantas untuk ditangisi.” Yoona tak menjawab, hanya saja suara isakan itu sedikit mereda. “Aku tahu perasaanmu seperti apa, aku juga selalu menyayangi kalian seperti kalian selalu menyayangi kami. Kalian selalu mendukungku bahkan disaat aku benar-benar jatuh, hanya kalian yang peduli padaku saat semua hyungku membenciku tapi sekarang mereka sudah menyayangiku lebih dari apapun. Aku tidak pernah membatasi kalian kalau mau dekat denganku, member lain juga seperti itu. Karena kita ini keluarga bukan?” Yoona memberanikan dirinya melihat kearah Kyuhyun, mata Yoona sangat menyedihkan. “Bisakah kau merelakan aku dengan gadis pilihan ku? Aku tulus menyayanginya, anni.. aku sangat tulus menyayanginya. Aku mengenal dia dengan baik bahkan sebelum aku mengenal kalian. Dia gadis kasar, tidak sopan, tidak cantik, pemarah tapi dia sangat peduli dengan apapun yang menurutnya baik, ia akan melakukan apapun untuk orang-orang yang ia sayangi. Kau mengenal dia seperti apa, mungkin kau mengenal dia lebih baik dari aku. Dia selalu ingin melindungimu dari apapun didunia ini, bahkan jika itu serangga sekalipun. Aku tahu dia pernah di skor karena membelamu dan dua bulan penuh tersiksa karena tidak bisa melihat apapun tentang super junior terutama Heechul hyung karena semua fasilitasnya dicabut. Dia terlihat dingin dan kejam, namun aku tahu kau sudah merasakan kalau dia gadis yang hangat.. sangat hangat.” Seohyun terharu dengan kata-kata Kyuhyun, menurutnya itu terlalu manis bahkan ini pertama kali ia mendengar seseorang mengatakan hal seperti ini untuknya didepan orang lain. Bahkan kedua orang tua nya saja belum pernah mengatakan hal semacam ini didepan orang lain.
“Oppa~”
“Sejujurnya, aku tahu banyak ELF diluar sana yang tidak akan mendukung kami. Tapi aku harap kalian mendukung kami, walau hanya sedikit. Setidaknya jangan jadikan ini sebagai alasan kalian membenci Super Junior, itu tidak adil. Benci saja aku, aku sudah terbiasa dengan hal itu. Bukan aku tidak peduli dengan kalian, bukan aku egois, bukan aku tidak menyayangi kalian tapi inilah hidupku, inilah pilihan pribadiku. Aku akan tetap bersama Seohyun sampai hembusan nafas terakhirku, tak peduli kalian akan membenciku aku benar-benar akan terus bersamanya. Maaf aku harus berkata seperti ini. kalian hanya harus percaya kalau kalian sudah menjadi bagian dari hidupku, kalau tidak ada kalian aku tidak akan bisa berdiri sejauh ini. Aku sangat menyayangi kalian lebih dari yang kalian tahu.” Yoona kini memandang sahabatnya yang tak menatap kearahnya sedikitpun. Merasa bodoh pada dirinya sendiri, apa alasan ia harus kecewa pada sahabatnya sendiri? Sahabatnya tidak melakukan hal buruk padanya sedikitpun. Lalu perasaan yang ia rasakan karena apa? Tentu karena cemburu, setiap fans juga akan merasakan hal itu. itu wajar, bahkan jika pasangan sang idola adalah sahabat sendiri perasaan cemburu pasti ada. Tapi kita bukan siapa-siapa, tak ada hak kita kita melarang mereka bersama siapa. Mungkin jika memang tak bisa, kalian hanya perlu terus bersama mereka tanpa peduli siapa disisinya.
“Seohyun..”

-SeoHyunim-

Langit sudah gelap, mungkin segelap hati Yoona siang tadi. Beberapa dari mereka memilih berbaring diatas ranjang super nyaman dan memimpikan sesuatu yang indah dibanding harus berkutat dengan gadget mereka. Kejadian siang tadi tidak mengusik fikirannya sama sekali, menurutnya masalah itu sudah selesai dan ia tak ingin memusingkan itu lagi. Bisa dilihat dari apa yang ia lakukan saat ini, melakukan chatting dengan beberapa teman sejenisnya sejak matahari minta izin untuk beristirahat. Karena beberapa ELF sudah tahu ia dekat dengan salah satu membernya, banyak yang menitipkan beberapa barang atau sekedar surat bahkan ya seperti ini mengirim lewat pesan instan. Kebanyakan dari mereka menitipkan itu semua untuk sang maknae atau leader yang baru saja keluar dari wajib militer. Sebenarnya ia sudah mengatakan kalau ia hanya berteman dengan Kyuhyun tidak dengan member lain tapi tetap saja mereka masih menitipkan ini itu padanya. Mau tak mau ia menerimanya dan menitipkannya lagi pada Kyuhyun. Tapi hanya sesuatu yang menurutnya menarik yang akan ia terima dari mereka.
Pintu kamar Seohyun terbuka, ia sudah tahu siapa itu dan langsung sedikit menggeser tempatnya agar orang itu tak menyentuhnya sama sekali.
“Seohyun-ah, apa yang kau lakukan?” tanyanya dan langsung duduk disamping Seohyun.
“Chatting.”
“Mau ikut aku?” Seohyun hanya menoleh dan langsung menonaktifkan I-Pad milik Kyuhyun. Beranjak dari ranjang, mengambil sweater merah kesayangannya yang ia desain sendiri agar serupa dengan sweater milik Heechul.
“Kenapa diam saja? Kajja, sebelum udara semakin dingin.” Kyuhyun langsung tersenyum senang, melihat gadisnya sudah berdiri didepan pintu dengan tangan yang dimasukan kedalam saku sweater. Berdiri sejajar dengan Seohyun, mengisyaratkan agar gadis itu mengapit tangannya seperti saat mereka masih berteman dulu. Dengan senang hati Seohyun mengapitkan tangan mungilnya pada lengan besar Kyuhyun. Berjalan beriringan mengitari hotel atau bisa dibilang berbentuk seperti Villa hanya saja begtiu banya kamar yang disewakan untuk para wisatawan. Pemandangan malam yang cantik, penuh dengan lampu malam dan beberapa taman yang ternyata terlihat lebih indah dimalam hari. Memilih duduk ditepi pantai hanya beralas handuk putih yang mereka pinjam dari staff hotel, memandang kelaut luas yang hanya terlihat ketika air itu mendekat. Udara malam ini memang begitu menusuk, bahkan mereka yang sudah memakai sweater sedikit merasa hawa dingin disekitar.
“Seohyun-ah.” Ucap Kyuhyun lembut sambil menyingkirkan rambut panjang Seohyun yang tak sengaja menutupi wajah cantik itu.
“Wae?” Sahut Seohyun dengan sedikit senyuman.
“Kenapa kau menyukaiku?” Gadis berpipi chubby itu menoleh kearah pria yang sedang menggenggam tangannya.
“Menurutmu?”
“Aish!! Aku salah bertanya seperti ini padamu.” Gadis itu terkekeh kecil lalu menyandarkan kepalanya pada bahu kokoh Kyuhyun.
“Kenapa butuh sebuah alasan? Saat aku menyukai Heechul Oppa, aku tak butuh alasan untuk menjelaskan seberapa besar cintaku untuknya. Cukup aku buktikan dengan terus bersamanya dan mendukung apapun keputusan baik yang lakukan, aku rasa itu cukup. Hal itu sama denganmu, kenapa aku harus menjelaskan alasan aku menyukaimu?”
“Tapi aku bukan Heechul hyung.” Seohyun duduk diposisi semula, menatap wajah setengah kesal kekasihnya. Apa ia salah bicara? sepertinya tidak, ia hanya mengatakan hal yang sebenarnya.Kenapa harus marah?
“Kenapa kau begitu penasaran? Kau tidak usah meragukanku, kau adalah cinta pertamaku. Bukan Heechul Oppa atau Yonghwa Oppa. Hanya kau Kyuhyun-ssi.” Menepuk-nepuk bahu Kyuhyun lalu kembali bersandar pada bahu itu. Tersenyum senang seperti ada hal manis dari kata-kata itu, membiarkan gadis terkasar yang pernah ia temui bersandar pada bahunya.
“Aku hanya penasaran. Kau harus menemukan jawabannya suatu saat nanti. Yakseo?” Mengusap sayang rambut berwarna kecokelatan milik Seohyun, membuat si pemilik rambut memejamkan matanya menikmati sentuhan manis seorang Kyuhyun.
“Eum.”
“Kau mengantuk?” Seohyun hanya mengangguk. Dengan cekatan Kyuhyun meletakan kedua tangan Seohyun pada bahunya, mengisyaratkan gadis itu agar naik ke punggungnya lalu meletakan tangannya pada kaki jenjang Seohyun, mengangkatnya dengan sedikit teriakan karena Seohyun agak terasa lebih berat dari beberapa tahun lalu. “Jangan banyak bergerak, kau lebih berat dibanding beberapa tahun lalu.” Tak menanggapi perkataan Kyuhyun, ia hanya terus bersandar pada bahu Kyuhyun dengan kedua tangannya memeluk leher Kyuhyun.
Perjalanan yang cukup berat bagi Kyuhyun, akhirnya penderitaannya akan segera berakhir. Sampai didepan pintu kamar hotel Seohyun, membukanya dengan sedikit tendangan. Masuk perlahan agar gadis yang tertidur dipunggungnya tidak merasa terganggu sedikitpun. Membaringkan perlahan Seohyun keatas ranjangnya, menutup tubuh mungil itu dengan selimut hangat berwarna putih. Duduk tepat ditepi ranjang, menyisihkan rambut kecoklatan milik Seohyun yang menutupi sebagian wajahnya. Bibir kecil yang tertutup rapat, pipi yang masih terlihat begitu chubby, kulit seputih susu dan mata bulat yang indah bahkan saat ia terpejam. Sebuah senyuman hadir begitu saja melihat gadis pemaki ini tertidur tenang didekatnya. Mendekatkan wajahnya ke wajah Seohyun, mengecup sebentar pipi gadisnya lalu kembali tersenyum melihat gadis itu menggeliat. Mungkin kecupannya tadi telah membangunkan seorang putri salju.
“Eumh… Eo? Kenapa masih disini? sana ke kamarmu. Annyeong!” membalikan tubuhnya sambil memeluk bantal guling disampingnya, melanjutkan mimpi indahnya bersama Heechul yang harus tertunda karena ada yang menyentuhnya.
“Jaljayo Chagiya.” Sedikit kesal memang, tapi inilah Seohyun tidak pernah berubah sedikit pun sejak dulu. Bangkit dari ranjang Seohyun, membuka knop pintu kamarnya dan menutupnya perlahan.
“JALJAYO CHAGIYA!!” teriakan Seohyun dari dalam kamarnya sebelum pintu itu benar-benar tertutup. Keduanya tersenyum malu dari tempat yang berbeda, walau sebuah teriakan tapi keduanya tetap merasa itu ucapan selamat malam terindah yang pernah mereka dengar. “KYUHYUN-AH SARANGHAE!” teriakan kedua membuat Kyuhyun nyaris nekat berlari masuk kekamar itu lagi tapi sama saja ia bunuh diri dengan masuk kembali ke kandang singa.
“NADO SARANGHAE SEOHYUN-AH!!” teriak Kyuhyun tak kalah kencang.
“YA! Ini sudah malam!! Bisa berhenti berteriak.?!! Kau fikir ini hutan eoh? Cepat pergi sebelum aku lempar sandal hotel.” Protes salah satu pengunjung yang merasa sangat terganggu dengan kegiatan dua orang aneh di sebelah kamarnya. Membungkuk hormat lalu segera kembali ke kamarnya dengan perasaan campur aduk, antara senang, malu dan kesal. Ia yakin seklai kalau Seohyun tertawa puas dikamarnya. Semoga esok dan seterusnya Seohyun bisa bersikap manis seperti hari ini dan semoga tak ada masalah yang tiba-tiba muncul setelah ini, itulah doa dan harapan Kyuhyun malam ini.

TBC…

Tinggalkan komentar